Sosiologi Agama Mendukung SDG 15 Tentang Ekosistem Daratan”

“ MONITORING DAN EVALUASI PEMBELAJARAN/BEST PRACTICE SDG’S PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN”

  1. Judul Laporan

“Optimalisasi Aliran Irigasi : Transformasi Sawah Menjadi Aliran Perternakan Ikan di Desa Pogung Lor ; Mendukung SDG 15 Tentang Ekosistem Daratan”

Dika Restu Nurhakim (22105040087)

  1. Ringkasan Eksekutif

Desa pogung lor merupakan salah satu desa yang menerapkan proses pemberdayaan masyarakat dalam bidang SDG ke-15 tentang “Ekosistem Daratan’, yang mana Desa Pogung Lor ini memanfaatkan pengalihan fungsi dari saluran irigasi yang tadinya sawah menjadi kolam ikan. Pengalihan fungsi saluran irigasi dilatar belakangi karena banyaknya sampah yang dibuang kedalam saluran irigasi yang membuat saluran irigasi ini tersumbat yang kemudian mengeluarkan bau yang kurang nyaman. Program ini berhasil meningkatkan kesadaran serta meningkatkan keproduktifan masyarakat dalam ikut pastisipasi menjaga saluran irigasi. Hasil dari adanya program pengalihan fungsi saluran irigasi ini, membuat saluran irigasi menjadi bersih serta dapat ditinggali oleh ikan-ikan selaku pelaku dalam ekosistem. Selain itu juga saluran irigasi ini juga berhasil membuat masyarakat lebih sering mengobrol dan bencengkrama karena rasa nyaman yang timbul dari bersihnya saluran irigasi. Untuk pendanaan program ini Pemerintah Desa Pogung Lor membuat kelompok masyarakat yang kemudian mengajukan dana kepada pemerintah melalui wasilah dana aspirasi dewan.

  1. Latar Belakang dan Tujuan

  • Latar belakang,

Sebelum menjadi kolam ikan, saluran irigasi itu dulu merupakan sawah yang kemudian dialih fungsikan menjadi kolam ikan. Perubahan fungsi aliran ini terjadi sekitar tahun 2016 atau 2017. Perubahan ini disebabkan oleh kurangnya kondusifitas dari penggunaan aliran irigasi yang dijadikan pesawahan, karena lebar dan luas saluran yang tidak memenuhi standarisasi serta perawatan yang cukup intens, sedangkan masyarakatnya pada bekerja maka dialih fungsikanlah saluran irigasi itu menjadi kolam ikan, agar lebih manfaat serta mudah dalam perawatannya. Selain itu, sebelum menjadi kolam ikan saluran irigasi sering kali digunakan oleh masyarakat menjadi tempat membuang sampah atau limbah, baik itu limbah rumah tangga atau limbah lainy.

Perubahan ini merupakan inisiatif dari warga yang membentuk kelompok petani (Petani Ikan) dengan nama “Mina Abadi”. Yang mana kelompok tani menyadari bahwa potensi dari saluran irigasi ini sangatlah besar bila dijadikan kolam ikan, karena selain bermanfaat untuk para peternak ikan, kolam ikan disaluran irigasi juga dapat menjadi pemandangan yang indah serta tempat untuk bersantai para warga sekitar saluran irigasi. Maka dengan hal itu lah pengalih fungsian saluran irigasi yang tadinya sawah berubah menjadi kolam ikan itu terjadi.

  • Tujuan

Tujuan dari perubahan fungsi dari saluran irigasi ini yaitu untuk mendukung SDG 15 tentang ekosistem daratan. Penjagaan ekosistem daratan dapat dilakukan dengan dibuatnya aliran air didaratan untuk tempat hidup hewan air contohnya seperti aliran irigasi. Selain itu, tujuan dari adanya program perubahan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan ini juga, yaitu untuk memanfaatkan saluran irigasi yang tadinya menjadi tempat yang dipakai untuk membuang sampah dan pesawahan menjadi saluran yang lebih bermanfaat serta memebuat warga sekitar saluran irigasi lebih produktif. Kemudian, perubahan fungsi saluran irigasi ini juga bertujuan untuk menjaga kebersihan air untuk mengaliri pesawahan supaya tidak terjadinya masalah pada lingkungan sekitar pesawahan. Sehingga dengan adanya perubahan fungsi pada saluran irigasi ini, masyarakat akan lebih produktif karena dengan adanya kolam ikan pada saluran irigasi serta masyarakat akan lebih sehat karena menjaga saluran irigasinya agar tetap bersih.

  1. Deskripsi Praktik Baik atau Pembelajaran

  • Langkah-langkah Implementasi

Sebelum adanya aliran irigasi ini dulu itu dipergunanakan oleh warga untuk pesawahan, karena perawatannya yang cukup intens dan menguras waktu yang banyak, maka masyarakat membentuklah sebuah kelompok tani ikan, yang bernama “Mina Abadi”. Kemudian setelah dibentuknya kelompok tani ikan, kelompok ini membuat proposal tentang pengerukan saluran irigasi dan permintaan untuk bibit ikan yang di ajukan kepada dinas, akan tetapi wasilah dari pengajuhan dana, itu melalui dana aspirasi dewan. Dari sinilah perubahan saluran irigasi ini berubah fungsi yang menjadi kolam ikan, lantas bagimana bentuk langkah-langkah dalam penjagaan serta keberlangsungan program ini. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu,

  • Langkah yang pertama itu padukuhan mengadakan kegiatan gotong royong untuk membersihkan dan pengerukan aliran irigasi dari sampah, serta membuat saringan dari ujung saluran irigasi yang menjadi titik bertemunya aliran irigasi Pogung Lor dengan Ngaglik. Serta menanam bibit ikan pada aliran irigasi yang berada di wilayah Pogung lor.

  • Langkah yang kedua setelah dilakukanya pembersihan pada saluran irigasi, kemudian padukuhan mengadakan edukasi serta sosialisasi tentang perawatan saluran irigasi dan pengalih fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan.

  • Langkah yang ketiga, padukuhan membuat peraturan seputar perawatan saluran irigasi, adapun peraturanya seperti : dilarang membuang sampah di saluran irigasi, dilarang membuang limbang rumah tangga seperti air deterjen bekas cucian atau sisa makanan yang basi, dilarang membuang kotoran manusia (tinja) dan dilarang memancing disepanjang saluran irigasi.

  • Langkah yang keempat yaitu pemberian makanan pada ikan-ikan yang ada pada kolam serta perawatan saluran irigasi yang menjadi tempat hidupnya ikan-ikan. Dengan membuat jadwal bagi masyarakat untuk membersihkannya dan memberi makan ikan-ikan.

  • Langkah yang terakhir yaitu pemberian konsekuensi kepada masyarakat yang masyarakat yang masih melakukan pembuangan sampah apapun ke saluran irigasi. Contohnya seperti penyumpalan pada pipa rumah warga yang masih membuang kotoran pada saluran irigasi, atau mendeda sebesar Rp. 1.000.000,00 kepada masyarakat yang masih mengeyel.

  • Sumber Daya yang Digunakan

Sumber dana yang digunakan untuk program ini yaitu,

  • Pertama untuk pembangunan serta perbaikan saluran irigasi itu sumber dananya dari Kabupaten serta dari swadaya untuk perapihan samping saluran irigasinya.

  • Kedua untuk perawatan atau penjaga kebersihanya itu dananya dari padukuhan atau kas Rt,

  • Ketiga untuk pembelian makanan dan pembelian bibit baru itu, sumber dananya dari penjualan ikan yang dilakukan ketika panen ikan.

  • Keempat untuk pembuatan cepsiteng dan resapan air itu dan dari Provinsi

Jadi untuk, program pengalih fungsi aliran irigasi menjadi kolam ikan ini, sumber dana awalnya dari pemerintah, kemudian untuk sumber dana seterusnya itu dari progam itu sendiri. Misalnya seperti apabila waktu panen itu tiba, maka ikan itu akan dijual kepada masyarakat dengan harga yang relatif murah kemudian hasil penjualanya itu di belikan untuk bibit ikan baru dan dimasukan kesaluran irigasi tersebut. Selain dari penjualan dari hasil panen juga sumber dana lainya itu dari denda masyarakat yang melanggar peraturan yang telah disepakati bersama, uang denda tersebut akan dibelikan untuk bibit baru atau beli makanannya.

  • Kerja Sama dan Kemitraan

Program pemberdayaan ini dilakukan oleh kelompok masyarkat yang bernama Mina Abadi yang kemudian bekerja sama dengan Padukuhan Pogung Lor dalam proses penjagaan dan pembuatan regulasinya. Sedangkan untuk perawatan sendiri kelompok mina abadi ini bekerja sama dengan masyarakat sekitar saluran irigasi. Selain masyarakat juga untuk menjadi program pemberdayaan ini padukuhan bekerja sama dengan RT/ RW yang wilayahnya yang dilewati oleh saluran irigasi. Selain seluruh warga desa Pogung Lor Program pemberdayaan saluran irigasi ini juga membangun kerja sama antara pemerintah desa Pogung Lor dengan Kemnetrian kelautan dalam pembelian bibit-bibit ikan. Serta kerja sama dengan provinsi dalam pembuatan saluran IPAL dan serapan air hujan.

  • Inovasi yang Dilakukan

Terdapat beberapa inovasi yang dilakukan untuk menjaga serta merawat saluran irigasi ini yaitu, pertama dengan dibuatnya pamplet atau plang-plang tentang pentingnya menjaga saluran irigasi. Kedua dibuatnya regulasi tentang dilarangnya memancing dan membuang sampah disaluran irigasi. Ketiga pemerintah padukuhan Pogung Lor bekerja sama dengan pemerintah untuk pembuatan IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah). IPAL ini bertujuan untuk menjadi tempat aliran limbah dari masyarakat, agar saluran irigasi dan saluran limbah itu berbeda jadi terdapat saluranya masing-masing. Keempat dibuatnya cepsiteng dan penampungan air, untuk menjaga kebersihan saluran irigasi yang menjadi kolam ikan, pemerintah mewajibkan kepada setia warganya untuk memiliki cepsiteng masing-masing untuk menjadi tempat pembuangan kotoran setiap rumahnya. Kelima dibuatnya resapan air, untuk menampung air hujan disetiap rumah warga, hal ini dapat membantu mengurangi sampah setiap rumah warga yang terbawa oleh air hujan. Dengan inovasi-inovasi itu program perubahan fungsi saluran air ini masyarakat mendapatkan banyak manfaat dan faidah dari perubahan fungsi saluan irigasi ini.




  1. Peta Model Pemberdayaan















Penjelasan :

Progam pemberdayaan ini dimulai dengan insiatif kelompok masyarakat (Tani ikan Mina Abadi) melihat potensi saluran irigasi yang sangat luar biasa. Kemudian setelah membuat kelompok dan hendak memanfaatkan potensi saluran irigasi, kelompok masyaakat tani ikan pun memajukan proposal atau pengajuan tentang pengalihan fungsaluran irigasi menjadi kolam ikan kepada pihak pemerintahan desa Pogung Lor. Setalah disetujui oleh pemerintahan desa, maka pemerintahan desapun mengajukan bantuan dana serta fasilitas untuk pengerukan kepada pemerintah provinsi. Kemudian pemerintahan desa pogung lor kemudian memberikan edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat tentang program yang akan dilakukan, yaitu pengalihan fungsi salyran irigasi menjadi kolam ikan yang sesuai dengan SDG ke-15 tentang ekosistem. Setalah dilakukannya edukasi kepada masyarakat kemudian dilakukan pengerukan dari sumber dana yang didapat dari pemerintah provinsi. Lanjut pemerintah desa pun langsung membuay regulasi atau peraturan tentang apa saja yang dilarang serta bagaimana perawatan terhadap saluran irigasi. Setelah adanya regulasi tentang saluran irigasi, masyarakat pun dibiasakan untuk selalu menjaga kebersihan serta perawatan terhadap saluran irigasi. Akan tetapi saat dilakukannya pembiasaan, pemerintah desa juga tetap melakukan evaluasi untuk meningkatkan program ini. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut maka akan terwujudlah masyarakat yang peka akan pentingnya ekosistem daratan.

Urutan peta konsep diatas itu dimulai dari inisiatif masyarakat, lanjut ke potensi saluran irigasi, lanjut ke pemerintah desa, yang kemudian pemerintah melakukan edukasi/sosiali dan regulasi. Kedua hal itu serta sumber daya itu posisinya sejajar untuk menciptakan programnya berlangsung. Dengan adanya edukasi, regulasi, sumber daya serta evaluasi maka program ini akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta tujuan terakhirnya pada masyarakat yang peka akan pentingnya ekosistem daratan. Untuk sumber daya baik itu dana atau pun fasilitas, itu awalnya dari pemerintah desa yang kemudian mengajukan kepada pemerintah provinsi dan pada akhirnya akan didapatlah sumber daya tersebut, baik itu dana atau pun fasilitas lainya.

  1. Hasil dan Dampak

  • Indikator Kinerja

Keberhasilan yang dapat kita rasakan dari adanya program pengalih fungsian saluran irigasi menjadi kolam ikan dapat kita rasakan melalui beberapa hal, diantaranya :

  • Tidak adanya lagi masyarakat yang membuang sampah kesaluran irigasi,

  • ,menghilangnya bau yang menyengat sekitar saluran irigasi,

  • Naiknya sumber air sumur yang dimiliki oleh setiap rumah warga. Sebelumnya saat saluran irigasi ini digunakan untuk pembuangan sampah, banyak rumah warga sekitar saluran irigasi mengalam kekeringan serta, kurangnya air bersih, kemudian setalah dialih fungsikan air sumur menjadi meningkat serta bersih.

  • Mendapatkannya juara 1 dalam perlombaan se kabupaten untuk desa atau wilayah terbersih, yang kemudian mendapatkan hadiah sebesar Rp, 4.000.000,00 yang kemudian dibelikan untuk bibit ikan,

  • Pemanenan ikan yang sudah besar-besar oleh ketua Rt dan Rw sebanyak 6-8 kali dalam 1 tahun terakhir.

  • Meningkatnya pemberian bibit oleh pemerintahan, contohnya seperti yang diberikan oleh kementrian kelautan. Kementrian kelautan memberikan bibit ikan nila sebaganya 20 bungkus. Yang mana hal ini menunjukan bahwa program ini berhasil dilakukan karena mendapatkan perhatian dari pemerintahan. Yang sebelumnya untuk membeli bibit itu haru mengajukan proposal akan tetapi semakin baiknya proram ini pemerintah dengan senang hati memberikan bibit nila sebanyak 20 bungkus.

  • Danpak Pada Komunitas

Dampak dari adanya progam ini dapat dirasakan dalam beberapa aspek, seperti aspek lingkungan, aspek kehidupan masyarakat dan aspek sosial masyarakat. Dianatara dampaknya yaitu :

  • Aspek lingkungan, lingkungan yang sebelum dialih fungsikan saluran irigasi ini, sangatlah kotor dan berbau yang tidak mengenakan untuk dihirup, namun setelah dialih fungsikanya saluran irigasi ini, lingkusan sektar saluan irigasi menjadi lebih bersih. Selain itu, kebersihan sumber air yang hasilkan oleh aliran irigasi ini juga meningkat, yang sebelumnya banyak masayarakat yang mengalami gatal-gatal saat menggunakan air, setelah program ini dilakukan dan diindahkan, banyak masayarakat yang tidak lagi mengalami gatal-gatal karena air. Kemudian melimpahnya air sumur yang bersih dan sehat, karena pernah dilakukan pengeringan selama 4 bulan pada saluran irigasi, banyak sumur dari rumah warga yang mengalami kekeringan juga. Hal ini membuktikan bahwa saluran irigasi ini sangat mempengaruhi debit air sumur rumah warga sekitar saluran irigasi. Pandangan terhadap lingkungan sekitar arilan irigasi menjadi lebih indah dan enak di pandang, yang sebelumnya apabila melihat ke saluran irigasi isinya sampah kemudian setelah diadakanya program pengalih fungsian saluran irigasi, kini jika melihat saluran irigasi isinya air yang bersih dan ikan-ikan yang indah.

  • Aspek kehidupan masyarakat, dengan adanya program perubahan fungsi saluran irigasi ini kehidupan lebih terpola, maksudnya bagaimana saat sebelum diadakannya program pengalih fungsian saluran irigasi banyak masyarakat yang hidupnya hanya ingin sesuai yang dia mau tanpa melihat dampak kedepannya yang akan terjadi dalam kehidupanya. Contohnya seperti membuang sampah sembarangan kesaluran irigasi, hal ini dapat membuat tersumbatnya saluran irigasi tersumbat dan menyebabkan banjir, dan contoh lainya banyak masayarakat sebelum diadakannya program ini banyak membuat tinja atau kotoran manusia ke saluran irigasi. Hal ini dapat menyebabkan tercemarnya aliran air yang menimbulkan penyakit. Akan tetapi setelah diadakanya pengalih fungsian saluran irigasi ini banyak masyarakat yang menjadi sadar dan lebih mengatur pola kehidupan sehari-harinya. Selain kehidupan masyarakat menjadi lebih terpola, dampak dari program ini juga membuat kehidupan masyarakat lebih baik dalam pengelolaan sampah. Dimana sebelumnya masyarakat membuang semua sampah kedalam saluran irigasi dan merugikan terhadap masyarakatnya, kini berubah banyak masyarakat yang memilih untuk mengelola sampahnya. Contohnya seperti mengelola sampah platik untuk dijual kembali, kemudian menglola sampah sisa-sisa makanan untuk menjadi makanan bagi hewan-hewan seperti bebek, ikan lele, ayam serta hewan yang dipelihara lainya. Hal ini menunjukan dampak yang signifikan dalam kehidupan masyarakat.

  • Aspek sosial masyarakat, dampak yang terjadi aspek sosial masyarakat dapat dirasakan melalui lebih seringnya anak-anak hingga orang tua itu sering bermain didekat saluran air atau sekedar untuk melihat ikan-ikan. Dimana sebelumnya adanya program pengalih fungsian saluran irigasi, banyak masyarakat yang enggan untuk bermain atau lebih ringanya untuk nongkrong saja enggan, karena hanya melihat tumpukan sampah dan bau yang menyengat. Namun, kini setlah di alih fungsikanya saluran irigasi ini banyak masayarakat yang nongkrong di pinggir saluran irigasi dan melihat ikan. Bahkan sekarang banyak ibu-ibu rumah tangga yang mengajak atau ngemomong anaknya atau bahkan untuk makan dipinggir saluran irigasi untuk melihat ikan yang ada disaluran irigasi. Hal ini dapat meningkatkan keeratan antara masyarakat sekitar saluran irigasi. Yang sebelumnya saling berpikiran negatif karena saling menuduh membuang sampah sembarangan, namun kini berubah menjadi lebih nyaman dan tentram karena saling memiliki rasa tanggung jawan untuk menjaga saluran irigasi yang menjadi tempat hidupnya ikan-ikan. Selain itu dampak yang dirasakan karena adanya program ini juga, masyarakat kecil ataupun besar mendapatkan kesempatan yang sama, yaitu dapat merasakan ikan-ikan yang dirawat secara bersama-sama. Karena saat dilakukannya panen ikan-ikan akan dijual kepada masyarakat dengan harga yang jauh lebih murah dan membatasi setiap keluarga hanya dapat membeli maksimal sebanyak 2kg hal ini membuat masyarakat yang tidak memiliki kesempatan untuk makan ikan karena harga mahal, berubah mendapatkan kesempatan untuk memakan ikan karena harga yang relatif murah.

Itulah beberapa dampak yang dirasakan oleh masyarakat karena adanya program pengalih fungsian saluran irigasi menjadi kolam ikan. Masih banyak dampak atau manfaat yang dirasakan oleh masyarakat atau komunitas, akan tetapi hanya itu yang didapatkan saat dilaksanakannya wawancara terhadap narasumber.

  • Kisah Sukses atau Testimoni

Terdapat beberapa cerita dari warga yang merasakan manfaat dari adanya program pengalih fungsian saluran irigasi menjadi kolam ikan, diantaranya yaitu terdapat laporan kepada kepala dukuh bahwa saat dilakukanya pengurasan serta perbaikan terhadap saluran irigasi ini banyak sumur dari rumah warga yang mengalami kekeringan, hal ini menunjukan bahwa saluran irigasi ini memiliki potensi yang besar terhadap sumur-sumur yang ada di rumah warga sekitar saluran. Kekeringan ini dirasakan oleh 4 rumah sekitar saluran irigasi. Selain kekeringan ada juga warga yang melporkan bahwa sebelum dialih fungsikanya saluran irigasi menjadi kolam ikan yang bersih, banyak warga yang merasakan gatal-gatal saat menggunakan air sumur yang dekat dengan saluran irigasi yang penuh limbah dan kotoran, akan tetapi hal itu hilang disaat program pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan ini dilakukan. Selain laporan kepada padukuhan ada juga warga yang menceritakan bahwa manfaat dari adanya program ini. Warga menjelaskan bahwa sebelum adanya program pengalih fungsian saluran irigasi menjadi kolam ikan, kami warga terkadang sangat enggan atau tidak mau untuk berkumpul atau hanya sekedar nongkrong dipinggir saluran irigasi, karena banyak banget sampahnya hingga mengeluarkan bau yang kurang sehat jika terhirup. Karena bau ini serta pemandangan yang kurang sedap inilah yang membuat saya enggan untuk bermain atau nongkrong di pinggir saluran irigasi. Tetapi setelah adanya program pengalih fungsian saluran irigasi menjadi kolam ikan, kini kami masyarakat sering bermain serta nongkrong dipinggir saluran irigasi untuk sekedar bersantai. Bahkan kami (masyarakat ) sering membawa anak-anak (ngemomong) dipinggir saluran air di pagi atau sore hari. Selain itu juga, kami (masyarakat) dapat merasakan ikan yang kita besarkan sendiri, bukan hanya karena memang enak untuk dimakan kami juga merasa bangga dengan adanya saluran irigasi yang dijadikan kolam ini, karena kita dapat menjaga lingkungan air yang membuat ikan menjadi sehat untuk dikonsumsi.

  1. Tantangan dan Cara Mengatasinya

  • Tangangan Utama

Tantangan yang dihadapi oleh adanya program pengalihan fungsi saluran irigasi yang dijadikan kolam ikan ini terdapat dari berbagai aspek diantaranya dari aspek masyarakat serta dari aspek ikan sebagai pelaku ekosistem itu sendiri. Adapun penjelasanya sebagai berikut :

  • Aspek masyarakat, saat pertama kali program ini dilakukan banyak masyarakat yang menolaknya, bahkan banyak masyarakat yang tidak ingin ikut andil dalam program ini karena beberapa alasan. Di antara alasanya karena untuk apa pengalihan fungsi saluran irigasi ini buat dijadikan kolam ikan, kolam ikan tinggal bikin di rumahnya masing-masing, terus kalo mau ikan tinggal beli dipasar untuk apa dilakukan kegiatan seperti ini. Kemudian tantangan yang lainya yaitu terkadang masih banyak masyarakat yang mengeyel dan masih membuang sampah sembarangan. Ada juga tantangan yang banyak menguras tenaga yaitu tentang bagaimana membuat sadar para warga atau masyarakat tentang pentingnya menjaga saluran air bersih. Pa dukuh menjelaskan bahwa sampai 8 tahun untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan saluran irigasi. Selain itu padukuhan menjelaskan, bahwa saat tahun pertama-kedua dilaksanakanya program pengalihan fungsi dari saluran irigasi menjadi kolam ikan ini, banyak masyarakat yang masih saja melakukan pembuangan limbah rumah tangga atau kotoran manusia seperti tinja ke salurang irigasi. Dimana hal ini membuat air tercemar dan menimbulkan penyakit gatal-gatal. Pa dukuh menjelaskan juga menjelaskan terkadang tantangan dari program ini juga datang dari masyarakat luar desa Pogung Lor, salah satu contohnya pa dukuh menjelaskan bahwa para pedagang seperti pedagang pecel lele dan pedagang martabak. Banyak sampah seperti sayuran-sayuran yang sudah busuk dimasukan kedalam saluran irigasi dan terbawa arus saluran, kadang juga banyak sampah-sampah kulit telor yang dibuang oleh pedagang martabak kesaluran irigasi. Itulah beberapa masalah atau tantangan yang dihadapi saat berlangsungnya program pengalihan fungsi saluran irigasi ini, dari tantangan -tangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tantangan yang pasti dihadapi saat akan memulai sebuah program pemberdayaan itu, bagaimana membuat masyarakat sadar akan pentingnya progam itu dilaksanakan serta cara untuk meingkatkan partispasi masyarakat dalam melakukan program pengangalihan fungsi saluran irigasi.

  • Aspek ikan sebagai pelaku ekosistem, terkadang tantangan dalam sebuah program pemberdayaan bukan hanya datang dari luar saja, akan tetapi tantangan dari dalam juga terkadang ada, diantara tantangan dari dalam yang dihadapi dalam melakukan program ini yaitu, ikan-ikan besar dan sudah lama berada di kolam saluran irigasi memakan bibit ikan yang baru dimasukin kedalam saluran irigasi. Pernah dalam suatu kejadian Desa Pogung Lor menerima bibit ikan nilai dari Kementrian kelautan sebanyak 20 bungkus, akan tetapi pada saat dimasukan kedalam saluran irigasi ikan-ikan kecil pada dimakan oleh ikan-ikan yang besar yang telah lama dimasukin kedalam saluran irigasi. Dimana hal ini membuat bibit-bibit ikan yang baru dimasukin langsung mati dan semakin sedikit. Selain itu, terkadang juga ikan-ikannya juga baik yang sudah beberapa bulan atau yang masih bibit-bibit baru saat terjadinya hujan, itu terbawa oleh arus saluran irigasi yang membuat berkurangnya jumlah ikan yang ada disaluran irigasi. Itulah beberapa tantangan yang terjadi pada proses pemberdayaan tentang ekosistem daratan didesa pogung lor.

  • Strategi Mitigasi

Strategi yang dilakukan untuk menjawab tantangan-tantangan sebelumnya Pa dukuh beserta pemerintah lainya dan LSM-LSM yang memiliki sangkut paut melakukan beberapa hal, diantaranya :

  • Pertama, untuk menjawab tantangan masayarakat yang menolak serta tidak ikut, pemerintahan desa pogung lor itu dengan membangun kesadaran terlebih dahulu pada masyarakat. Dengan memberikan mediasi berupa pernyataan, adapun pernyataannya yaitu “Jika anda kencing atau membuang tinja di saluran irigasi, maka anda(masyarakat) minum dan mandi menggunakan air kencing tersebut”, dengan mediasi tersebut akhirnya masayrakat sadar dan tidak akan membuang kotoran manusia lagi disaluran irigasi. Sebagai bahwa air saluran irigasi itu mempengaruhi air sumur itu dapat kita lihat pada kejadian 4 bulan saluran air dikosongkan, maka debit air sumurpun ikut berkurang.

  • Kedua, untuk menjawab masyarakat yang menolak dengan alasan bahwa jika ingin makan ikan maka beli saja dipasar, pemerintah desa pogung lor juga melakukan mediasi dengan sebuah kegiatan royong serta makan bersama, dikegiatan tersebut masyarakat melihat bahwa semua masyarakat belum tentu mendapatkan kesempatan yang sama untuk makan. Oleh karena itu, masyarakat pun mulai sadar dan sedikit demi sedikit masyarakat mulai mengikuti kegiatan program pengalihan fungsi saluran irigasi.

  • Ketiga, strategi yang digunakan oleh pemerintah desa pogung lor untuk menjawab tantangan tentang masyarakat luar yang sering membuang sampah disaluran irigasi, pemerintah mengadakan patroli untuk menjaga komplek serta menjaga saluran irigasi. Selain dengan mengadakan patroli, pemerintah desa juga memberikan sanksi berupa denda sebesar Rp.1.000.000,00 kepada masyarakat luar yang membuang sampah di saluran irigasi. Sebagai contoh Pa dukuh pernah melakukan denda ini sebanyak 2 kali kepada masyarakat luar yang membuang sampah di saluran irigasi.

  • Keempat, strategi lainya yaitu membuat pagar di ujung saluran irigasi yang menjadi perbatasan saluran irigasi antara desa pogung lor dengan desa lainya, hal ini dapat membantu mengurangi sampah yang terbawa arus dari desa lain.

  • Kelima, strategi berikutnya yaitu dengan mencari tahu asal dari mana sampah tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan melihat bungkus-bungkus paket yang terkadang dibuang sembarangan, sebagai contoh. Pemerintahan desa Pogung Lor pernah melakukan pembersihan saluran irigasi kemudian melihat bungkus paket yang masih terdapat namanya kemudia pemerintah desapun memperingati orang yang memiliki sampah tersebut, untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan ke kesaluran irigasi. Dengan kejadian tersebut masayaakat dari luar desa pogung lor pun tidak ada lagi yang membuang sampah plastik kesaluran irigasi.

  • Keenam, strategi untuk menghilangkan masyarakat yang membuang kotoran manusia berupa tinja dan sejenisnya itu dengan meminta bantuan kepada pemerintah dengan bentuk meminta dana untuk pengerukan dan pembuatan cepsiteng. Dengan demikian tidak akan ada lagi masyarakat yang menbuang tinja disaluran irigasi.

  • Ketujuh, strategi untuk menghilangkan persaingan dalam kolam salurasan irigasi antara ikan besar dan ikan kecil. Pemerintah melakukan pembedan kolam antara ikan yang baru atau bibit dengan ikan yang akan dipanen. Hal ini dapat mengurangi bibit ikan baru yang dimakan oleh ikan-ikan yang siap dipanen.

Itulah beberapa strategi yang dilakukan pa dukuh selaku pemetintahan desa pogung lor serta pelaku dari pelaksana dari program pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan. Strategi-strategi dapat terealisasi serta dapat mengurangi sedikit demi sedikit tantangan-tangan yang ditimbulkan oleh masyarakat yang belum ikut serta andil dalam program pengalihan fungsi saluran irigasi ini. Walaupun banyak drama serta memerlukan waktu yang cukup lama, masyarakatkan pun semakin sadar dan mulai berpartisipasi dalam program pengalihan fungsi saluran irigasi.

  1. Pembelajaran dan Rekomendasi

  • Pembelajaran Utama

Untuk mempertahankan keberlanjutanya program pemberdayaan tentang ekosistem darat dengan memanfaatkan pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan, pemerintahan desa Pogung lor melakukan beberapa hal diantaranya :

  • Dengan mengadakan rapat atau perkumpulan untuk melakukan evaluasi serta brefing untuk keberlanjutan program ini. Perkumpulan ini dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan satu kali. Hal untuk meningkat keberlangsungan program ini, adapun beberapa poin yang dibahas itu tentang penempatan untuk bibit ikan baru yang masih kecil-kecil. Lalu hasil dari pertemuan itu, masyarakat setuju untuk menempatkan terlebih dahulu bibit-bibit ikan yang baru itu dikolam milik pa dukuh. Hal ini untuk menjaga bibit-bibit ikan agar tidak dimakan oleh ikan –ikan yang lebih besar.

  • Kemudian yang kegiatan pembelajaran berikutnya yaitu pemanenan serta pengevaluasian tentang ikan yang diperoleh. Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam kurun waktu 5-6 bulan satu kali, tujuan dari pemanen ini yaitu untuk mengavaluasi kualitas ikan yang diperoleh. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan antara warga, karena dengan kegiatan ini masyarakat ikut andil dalam pemanen ini yang membuat masyarakat berkumpul dan saling berinteraksi dengan sesama.

  • Kemudian kegiatan untuk menjaga keberlangsungan program ini yaitu kegiatan pengurasan dan pembersihan saluran irigasi. Kegiatan ini biasnya dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan satu kali, kegiatan ini memiliki tujuan untuk membersihkan saluran irigasi supaya ikan-ikan tetap hidup dengan nyaman. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan utuk memperindah saluran irigasi dan mencegah masalah-masalah terhadap keberlangsungan ekosistem daratan pada saluran irigasi. Selain itu biasnya kegiatan ini dipimpin oleh Rt atau Rw yang wilayahnya terlewati saluran irigasi serta mengundang masyarakat yang ingin ikut serta dalam kegiatan ini.

Dengan kegiatan-kegiatan inilah, pemerintahan desa Pogung Lor menjaga keberlangsungan program pemberdayanan tentang ekosistem daratan yang mememanfaatkan pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan ini. Selain itu juga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat atas program ini, sesuai dengan tujuan dari pemberdayaan.

  • Rekomendasi untuk Replikasi atas Peningkatan

Melalui proses wawancara dan observasi secara langsung, penulis dapat menemukan sedikit kekurangan yang terdapat dalam proses pemberdayaan pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan, sebagai pembentukan ekosistem daratan, diantara beberapa rekomendasi diantaranya :

  • Dalam proses kemitraan, pada proses pemberdayaan yang dilakukan di Desa Pogung Lor bagian kemitraanya masih sedikit kurang tersusun. Maksudnya yaitu saat adanya inisiatif untuk mengalih fungsikan saluran irigasi menjadi kolam ikan dari masyarakat, itu tidak membuat kelompok yang rapih dan terpokus untuk saluran irigasi. Di desa pogung lor hanya ada kelompok yang berpokus pada petani ikan saja yang dalam kolam. Kelompok ini kurang memperhatikan kolam ikan yang ada disaluran irigasi. Hal ini sebenarnya dapat mengurangi keberlangsunganya proses pemberdayaan tentang ekosistem daratan. Padahal menurut penulis jika terdapat kelompok yang pokus untuk memperhatikan kolam yang ada disaluran irigasi, hal ini dapat sangat mendukung berlangsungnya program ini. Selain itu masalah kemitraan ini juga, pa dukuh selaku pemimpin dari Desa Pogung Lor ini terlalu sering ikut terlibat dalam program ini, yang mana hal itu dapat menunjukan bahwa peran masyarakat masih sangatlah kurang. Padahal pokus dari pemberdayaan merupakan masyarakat, akan tetapi jika masyarakatnya kurang terlibat maka proses pemberdayaan itu akan kurang. Oleh karena sedikit saran bahwa, bentuklah kelompok masyarakat yang lebih pokus pada program pengalihan fungsi saluran irigasi ini, agar masyarakat juga dapat berperan aktif dalam program ini, selain itu program ini juga akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

  • Dalam proses indentifikasi stakeholder, melalui penjelasan yang disampaikan oleh Pa dukuh, bahwa pada program pemberdayaan ini indetifikasi stakeholdernya masih kurang tersusun, maksudnya saat pembentukan kelompok untuk pengajuan pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan, seharunya kelompok tersebut mengindetifikasi terlebih dahulu siapa saja yang memiliki kepentingan atas terjadinya program pemberdayaaan. Dengan demikian sedikit saran jika saat memulainya pengalihan fungsi saluran ini terlebih dahulu diidentifikasi siapa saja yang memiliki kepentingan maka program ini akan berjalan dengan lebih mudah, akan tetapi hal ini sudah terlanjur, oleh karena itu kedapanya lebih baik lagi menjelaskan kepada masyarakat bahwa dengan adanya program ini kesejahteraan masyarakat akan lebih meningkat, serta menjelaskan kepada masyarkat bahwa program ini itu demi kepentingan masyarakat.

  • Dalam segi fasilitas, penulis memiliki sedikit saran tentang fasilitas saluram irigasi. Penulis mengamati bahwa saluran irigasi itu masih belum memiliki pagar pembatas dari saluran irigasinya. Oleh karena itu untuk menjaga serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, contohnya seperti terjatuhnya anak-anak saat memberikan makan serta bermain di pinggir jalan atau bahkan yang lebih parah takut terjadinya kecelakaan sehingga membuat masuk kedalam saluran irigasi. Untuk menghindari hal ini terjado sebaiknya lakukan pencegahan terlebih dahulu yaitu dengan membuat pagar pembatas sepanjang saluran irigasi.

  • Masih dalam segi fasilitas sedikit saran dari penulis, buatlah taman atau tempatkan lah bunga-bunga di antara pembatas saluran irigasinya. Hal ini dapat memperindah pandangan saat bermain di pinggir saluran irigasi, selain itu dengan diberikanya bunga-bunga atau tanaman disamping salurang irigasi juga dapat membuat sejuk udara disekitar saluran irigasi.

Itulah beberapa saran yang dapat penulis berikan. Hanya mengingatkan penulis hanya memberikan sedikit saran. Mau diikuti atau engga itu hak pemerintahan Desa Pogung lor, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh penulis akan tetapi ini hanyalah sebuah saran dari penulis.

  1. Kesimpulan

Program pengalihan fungsi saluran irigasi menjadi kolam ikan berhasil mendukung SDG ke-15 tentang “Ekosistem Daratan” dengan membuat kolam ikan memanfaatkan saluran irigasi. Program ini merupakan insiatif dari salah satu kelompok masyarakat yang melihat potensi dari saluran irigasi sangat besar. Kemudian dengan dukungan dari pemerintahan desa serta pemerintahan provinsi program ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diperkirakan. Walaupun dengan banyak rintangan dari masyarakat program ini sedikit-demi sedikit dapat terrealisasi walaupun dalam waktu yang lama. Adapun contoh rintangannya seperti masyarakat yang tidak ingin ikut andil, masyarakat yang menolak serta masih mengeyel untuk mengikuti peraturan yang telah dibuat, namun kelompok masyarakat tersebut serta pemerintahan desa mudah menyerah dengan membuat inovasi-inovasi yang baru untuk menjawab semua tantangan tersebut. Adapun inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pemerintahan Desa Pogung lor diantaranya seperti pembuatan cepsiteng yang dibantu oleh pemerintahan provinsi, kedua pembuatan regulasi tentang dilarangnya membuang sampah dan kotoran limbah sembarangan kesaluran irigasi, pembuatan ipal untuk saluran limbah serta invasi-inovasi baru lainya yang dilakukan oleh pemerintahan desa Pogung lor.

Keberhasilan program ini sangatlah dirasakan oleh banyaknya masyarakat yang sebelumnya banyak masyarkat yang enggan untuk sekedar bersantai di samping saluran irigasi, kini banyak masyarakat yang bersantai atau bahkan ngemomong anaknya di samping saluran irigasi. Oleh karena, pembelajaran atau edukasi untuk mempertahankan program ini sangatlah diperlukan. Adapun beberapa eduukasi yang dilakukan oleh pemerintahan Desa Pogung lor itu lebih kepada kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk keberlangsungan program ini. Diantara kegiatan-kegiata yaitu seperti pengurasan yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sekali untuk melakukan pembersihan saluran irigasi yang menjadi tempat tinggal dari ikan –ikan sebagai pelaku dari ekosistem. Kemudian kegiatan pemanenan, kegiatan ini dikakukan untuk mengevaluasi hasil dari ikam-ikan yang selama ini ditaruh disaluran irigasi. Dengan dilakukannya secara bersama-sama selain sebagai ajang evaluasi kegiatan ini jugdba terkadang menjadi kegiatan berkumpulnya masyarakat hal ini dapat meningkat partisipasi masyarakat dalam program ini. Program ini berjalan sesuai dengan yang dinginkan oleh pemerintahan desa Pogung Lor yang mana membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga saluran irigasi sebagai tempat hidup ikan selaku pelaku dari ekosistem daratan. Namun, terdapat beberapa saran yang dapat lakukan atau pun tidak sebagai masukan diantaranya, penambahan fasilitas disamping saluran irigasi seperti pembuatan pagar pembatas sebagai langkah untuk menjauhkan dari segala macam bahaya seperti masyarakat yang jatuh atau; musibah lainya, serta penenaman pohon atau bunga-bunga di sepanjang saluran irigasi sebagai bantuan untuk memperindah saluran irigasi yang setiap kali dijadikan tempat untuk bersantai sembari menyuapi anaknya. Dari hal ini program ini sangat memberikan dampak yang besar kepada masyarakat.

(ftrhmn)