Sosiologi Agama Mendukung SDG’s Ke-4 melalui Program Pendidikan dan Pemberdayaan Sosial”

“ MONITORING DAN EVALUASI PEMBELAJARAN/BEST PRACTICE SDG’S PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN”

Rhadika Syahbana Hadi F J

Nim : 22105040077

Judul Laporan

“Peran Rumah Tahfidz Taruna Juara dalam Mendukung SDG’s Ke-4 melalui Program Pendidikan dan Pemberdayaan Sosial”

Ringkasan Eksekutif

Rumah Tahfidz Taruna Juara terletak di daerah bagian utara jogja tepatnya di daerah jalan kaliurang KM 8 alamat lebih lengkapnnya yaitu Jl. Banteng No. 51, Sinduharjo, Ngalik, Sleman, Yogyakarta. Rumah Tahfidz Taruna Juara ini adalah bangunan asrama yang dihuni oleh para mahasiswa santri yang berjumlah 20 santri. Adapun kamarnya terdiri dari 12 kamar yang mana 10 kamar untuk santri dan 2 kamarnya dikhususkan untuk asatidz. kuota santri terbuka maksimal 20 orang, harus siap tinggal di asrama maksimal 2 tahun dan minimal 1 tahun, jikalau keluar asrama sebelum 1 tahun, akan dikenakan denda. Rumah Tahfidz Taruna Juara juga mengadakan program pelatihan, pembinaan leadership dan hafalan al-qur’an dengan konsep asrama sebagai pusat pembinaan. Mahasiswa wajib mengikuti berbagai program secara berkelanjutan sebagai bentuk persiapan generasi pemimpin masa depan yang beriman dan memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa. Berikut beberapa contoh pelatihan dan pembinaan leadership yang diberikan adalah wajib mengikuti kegiatan asrama, menjadi imam, khotib ataupun muadzin, serta mengajar tpa dari anak–anak hingga lansia.

Latar Belakang

Rumah Tahfidz Taruna Juara ini didirikan oleh Bapak Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., GRCP. Awalnya ia mengabdi menjadi dosen di FEB UGM selepas menyelesaikan studinya di luar negeri. Akan tetapi, sekarang dilantik masuk kedalam kabinet merah putih yaitu di bagian wakil menteri keuangan Republik Indonesia (Wamen Kemenkeu RI). Rumah Tahfidz ini diresmikan pada November 2016 dan mulai aktif pada awal bulan januari 2017. Berdirinya Rumah Tahfidz ini Berawal dari keresahan Bapak anggito ketika beliau menjabat Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di kementrian agama yang mana para jama’ah kurang mumpuni dalam hal fisik maupun psikis. Dan yang lebih parahnya lagi ada jama’ah yang kurang mendalami ilmu agama lebih spesifiknya dalam tatacara haji. Sehingga Pak Anggito mempunyai inisiatif untuk mendirikan tempat untuk pengembangan diri demi mempersiapkan generasi penerus untuk bangsa dan negara yang mempunyai bekal agama. Sebagaimana mestinya, generasi penerus bangsa harus memiliki kasadaran akan pentingnya isi pedoman agama seperti pegangan kepada kitab suci alqur’an sebagai poin utama yang menjdi narasi penting dalam berkehidupan dan bersosial di masyarakat. Maka, hal ini tentunya akan menjadi pendorong yang kuat untuk mewujudkan pengambangan sumber daya manusia yang lebih baik kedepannya serta memiliki moralitas agama dan pendirian yang teguh.

Maka, terbentuklah Rumah Tahfidz ini yang mulai aktif pada awal tahun 2017. Tempat tersebut awalnya diperkhsuskan untuk mahasiswa kedokteran saja akan tetapi, mahasiswa kedokteran ini terlalu sibuk mengerjakan praktikumnya dan sering izin tidak ikut kegiatan asrama. Sehingga ada perombakan peraturan yang menjadikan rumah tahfidz taruna juara ini terbuka untuk mahasiswa jurusan apapun, kampus manapun.

Tujuan

Adapun tujuan dari rumah tahfidz ini didirikan salah satunya mendukung SDG’s yang ke 4 yaitu pendidikan berkualitas yang mana memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang. Sebagaimana tujuan rumah tahfidz sendiri : menyiapkan generasi pemimpin yang beriman dan Qur’ani, menyiapkan pemuda yang dapat menjadi solusi terhadap permasalahan di masyarakat, menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia pasca kampus, menghasilkan penghafal qur’an minimal 3 juz. Selain itu, Rumah Tahfidz ini memberikan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi mahasiswa, membekali mereka dengan nilai-nilai akhlak, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Program-program yang dirancang tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, akan tetapi juga pada pemberdayaan komunitas melalui keterlibatan aktif di masyarakat, seperti menjadi imam masjid, khatib, dan pengajar TPA. Dengan pendekatan ini, Rumah Tahfidz tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mendorong kemajuan masyarakat sekitarnya. Hal ini menjadikan Rumah Tahfidz sebagai model pemberdayaan berbasis pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

Deskripsi Praktik Baik atau Pembelajaran

Langkah Langkah Implementasi

adapun program kegiatan wajib yaitu diantaranya : sholat berjemaah di masjid terdekat, masjid an-nur di waktu maghib, isyak, subuh. Setoran hafalan diwaktu ba’da subuh dan ba’da isyak. Ada tambahan kegiatan di hari sabtu yaitu pengembangan diri. Ada juga membaca ma’surat (do’a-do;a) dan piket harian. Kegiatan diatas adalah kegiatan santri taruna juara disetiap harinya, ada juga kegiatan setiap tahunnya yaitu diantaranya : ikut berpartisipasi dalam kegiatan masjid seperti mengajar TPA, idul adha, idul fitri, qurban, zakat dll. Ada juga tasmi’ kubro dan jalan jalan bareng pada akhir tahun (healing)

kegiatan keseharian

  • Sholat berjamaah

Pada kegiatan ini santri taruna juara diwajibkan sholat berjamaah pada waktu maghrib, isya’, dan subuh dikarenakan menjadi program wajib di rumah tahfidz ini. Hal ini bisa membawa pengaruh baik pada masjid yang mana santri taruna juara diberiikan jadwal untuk menjadi imam atau khotib di masjid tersebut. Takmir masjid merasa terbantu dengan dijadwalkan santri taruna juara dikarenakan para jama’ah di masjid tersebut mayoritas lansia yang awam dalam membaca Al-qur’an.

  • Setoran hafalan

Kegiatan ini adalah yang paling wajib diantara kegiatan yang lainnya. Dari nama lembaganya pun rumah tahfidz taruna juara dengan menyetorkan hafalannya kepada asatidz di asrama pada waktu ba’da subuh dan isya’. Rumah tahfidz taruna juara ini mempunyai target hafalan minimal 3 juz dalam setahun. Akan tetapi santri disini 95% sudah mempunya hafalan sehingga Cuma memurojaa’ah hafalannya.

  • Pengembangan diri

Pada kegiatan ini yang selenggarakan pada hari sabtu pagi dari jam 8 sampai selesai yang mengundang para orang orang berbakat dan menguasai dalam bidang tersebut antara lain : belajar tanaman hidroponik, belajar ruqyah, belajar bisnis, belajar adab-adab para penghafal al-qur’an, belajar ilmu survive dan travelling alam dan masih banyak lagi. Sehingga para santri taruna juara ini menjadi penghafal qur’an yang serba bisa,serba guna dan menjadi penerus bangsa yang berkualitas.

  • Baca ma’surat (do’a-do’a) dan piket harian

Rumah tahfidz ini mempunyai 10 kamar yang mana 1 kamarnya berisi 2 orang sehingga setiap harinya bergantian melakukan kegiatan harian dan membaca ma’surat (yang mempunyai piket harian akan memimpin pembacaan ma’surat).

kegiatan tahunan

  • Mengajar TPA, idul adha, idul fitri, zakat, qurban.

Kegiatan tersebut disatukan karena itu semua santri taruna juara berpartisipasi didalamnya. Mengajar TPA itu di waktu bulan suci ramadhan, yang belajar mulai dari anak anak hingga lansia pun ada. Ada rasa senangnya ketika mendengar hal tersebut dikarenakan di Madura tidak tau mengaji meskipun udah lansia mereka tidak mau belajar karena gengsi. Adapun idul fitri dan idul adha santri taruna ikut bantu bantu menjadi muadzin, dan bersih bersih masjid. Zakat dan qurban pun sama akan hal itu.

  • Tasmi’ Kubro

Kegiatan ini biasanya diselenggarakan di setiap akhir tahun yang mana santri diwajibkan membaca minimal 3 juz bil ghaib.

  • Jalan jalan (healing)

Kegiatan ini mengapa menjadi agenda wajib di rumah tahfidz ini? Dikarenakan santri bisa merefresh otaknya dan untuk menumbuhkan semangat untuk menghafal yang dalam satu tahun itu penuh dengan setoran dan tugas tugas kampus.

Sumber Daya yang digunakan

Program kegiatan di atas tentu butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi Rumah Tahfidz ini menyediakan beasiswa berupa fasilitas asrama untuk para santrinya. Menurut Pembina Rumah Tahfidz, sumber dana yang dipakai buat mendukung semua kegiatan ini datang dari para donatur yang luar biasa baik hati. Donaturnya juga bukan sembarang orang atau lembaga, tapi ada lembaga besar seperti BAZNAZ, YBM BRI, PT Halalan Thayyiban, Rumah Zakat, Permata Bank Syariah, sampai Yayasan Baitul Maal Brilian. Mereka semua bersama-sama ikut membantu supaya program di Rumah Tahfidz bisa tetap jalan dan manfaatnya terus dirasain, baik oleh mahasiswa yang tinggal di sana maupun masyarakat sekitar. Bantuan dari para donatur ini sangatlah berpengaruh karena jadi tulang punggung buat Rumah Tahfidz. Karena tanpa dukungan mereka, pasti bakal sangat sulit untuk ngejalanin semua program yang ada. Mulai dari kebutuhan sehari-hari di asrama, seperti listrik, air, dan makanan, sampai ke program pembinaan santri dan kegiatan sosial, semuanya butuh biaya. Apalagi, program-program yang dirancang di Rumah Tahfidz ini memang dibuat buat jangka panjang, jadi sangat perlu ada pendanaan yang stabil dan berkelanjutan. Pembina Rumah Tahfidz juga bilang kalau hubungan mereka sama donatur ini tidak hanya sekedar ngasih dan nerima bantuan saja. Ada hubungan saling percaya di sini. Rumah Tahfidz selalu ngusahain buat ngejalanin program-programnya dengan maksimal dan bikin laporan pertanggungjawaban yang jelas, agar para donatur juga tahu kalau uang yang mereka kasih itu beneran dipakai buat hal-hal yang berguna. Dengan begitu, hubungan mereka bisa terus terjaga dan saling mendukung.

Selain itu, donasi yang diberikan juga bikin Rumah Tahfidz bisa terus berkembang dan memberi dampak yang lebih luas. Karena donasi itu, Rumah Tahfidz bisa memberi beasiswa ke para santri, mengadakan program pelatihan, sampai membantu masyarakat sekitar lewat berbagai kegiatan sosial. Makanya, keberadaan para donatur ini sangat penting untuk kelangsungan Rumah Tahfidz. Mereka tidak cuma membantu secara finansial, tapi juga ikut bikin mimpi besar Rumah Tahfidz buat mencetak generasi Qur’ani yang bisa memberdayakan masyarakat jadi kenyataan. Dengan dukungan yang ada, Rumah Tahfidz punya harapan besar buat terus berkembang dan memperluas manfaatnya ke lebih banyak orang. Dan selama donatur-donatur ini tetap ada di belakang mereka, semua rencana jangka panjang yang udah dirancang pasti bisa diwujudkan satu per satu. Itulah kenapa dukungan dari lembaga-lembaga ini bener-bener jadi salah satu kunci kenapa Rumah Tahfidz bisa terus bertahan dan makin maju sampai sekarang.

Kerja Sama dan Kemitraan

Jadi, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Rumah Tahfidz Taruna Juara ini memang merangkul beberapa lembaga untuk mendukung jalannya program-program mereka. Kemitraan yang terjalin ini disebut kemitraan mutalistik, yang artinya, kedua belah pihak mendapatkan keuntungan yang sama, atau bisa dibilang seperti simbiosis mutualisme. Menurut Pembina Rumah Tahfidz, hubungan antara Rumah Tahfidz dan lembaga-lembaga ini benar-benar saling menguntungkan, karena keduanya mendapatkan manfaat yang setara. Ini bukan sekedar hubungan yang satu pihak memberi dan satu pihak menerima, tapi benar-benar saling mendukung dan memberikan nilai tambah untuk kedua belah pihak. Lembaga-lembaga ini memberikan bantuan dana yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan operasional Rumah Tahfidz, seperti biaya fasilitas asrama, pembinaan, dan pelatihan yang dilakukan di dalam program. Dana yang diberikan juga dipakai untuk menunjang kegiatan santri yang tinggal dan belajar di asrama. Selain itu, lembaga-lembaga ini juga berperan dalam memberikan pelatihan-pelatihan atau fasilitas lain yang dibutuhkan dalam pengembangan program, seperti pengajian, kursus kepemimpinan, dan pengembangan diri untuk santri. Sebagai imbalannya, Rumah Tahfidz berusaha maksimal dalam menjalankan program yang sudah disepakati dan menjaga fasilitas yang ada, seperti asrama, supaya tetap layak digunakan. Semua kegiatan yang ada di Rumah Tahfidz dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dan pihak Rumah Tahfidz juga memastikan bahwa semua program dilakukan dengan baik. Rumah Tahfidz juga tidak hanya menjalankan programnya, tapi mereka juga terus memperbarui laporan kegiatan dan keuangan dengan membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ) secara transparan kepada para donatur, supaya semua pihak tahu bagaimana dana yang diberikan digunakan dan apa saja hasil yang sudah dicapai.

Dengan adanya kemitraan ini, Rumah Tahfidz bisa menjalankan kegiatan lebih lancar, dan lembaga-lembaga yang mendukung juga bisa melihat secara langsung dampak positif yang dihasilkan dari kontribusi mereka. Kerja sama semacam ini tidak cuma bikin program berjalan, tapi juga membangun hubungan yang solid antara Rumah Tahfidz dan pihak-pihak yang terlibat. Ini juga menciptakan rasa saling percaya, karena setiap pihak tahu bahwa mereka saling membutuhkan dan memiliki tujuan yang sama, yaitu memberdayakan generasi muda dan masyarakat sekitar melalui pendidikan dan pengembangan diri berbasis agama. Jadi, tanpa kemitraan ini, banyak hal yang mungkin sulit untuk dijalankan di Rumah Tahfidz, seperti fasilitas, beasiswa, atau pengembangan kegiatan lain. Tetapi dengan adanya dukungan dari berbagai lembaga yang memiliki visi serupa, semua itu bisa terwujud. Kerja sama yang erat ini juga menunjukkan bahwa kerja kemitraan itu sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, apalagi dalam konteks pemberdayaan masyarakat dan pendidikan berkualitas.

Inovasi yang dilakukan

Menurut Pembina Rumah Tahfidz Taruna Juara, saat ini mereka lagi fokus untuk ngerangkul organisasi internal dari beberapa kampus di Yogyakarta. Langkah ini dianggap cara yang paling efektif buat mempermudah merekrut santri baru sekaligus ningkatin kualitas santri yang udah ada. Dengan melibatkan organisasi kampus, mereka bisa menjangkau mahasiswa yang tidak cuma punya semangat belajar tinggi, tapi juga udah terbiasa aktif di kegiatan sosial dan kepemimpinan. Harapannya, santri yang bergabung nanti tidak cuma jago hafalan Qur’an, tapi juga punya jiwa sosial yang kuat dan bisa berkontribusi positif di masyarakat. Kerja sama ini juga dilihat sebagai cara buat membangun jaringan yang lebih luas. Organisasi kampus biasanya punya banyak anggota dengan latar belakang yang beragam, jadi ini kesempatan buat mengenalkan Rumah Tahfidz Taruna Juara ke lebih banyak kalangan. Apalagi, Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, jadi kampus-kampus di sini penuh dengan mahasiswa yang punya potensi besar. Lewat pendekatan ini, Rumah Tahfidz ingin memastikan kalau santri yang direkrut adalah mereka yang tidak cuma mau belajar hafalan Qur’an, tapi juga siap berkembang jadi individu yang mandiri, berkarakter, dan bisa membawa manfaat buat lingkungan sekitar. Selain itu, kerja sama ini juga bikin program-program di Rumah Tahfidz jadi lebih variatif. Misalnya, mereka bisa bikin pelatihan kepemimpinan atau public speaking bareng organisasi kampus, terus mengajak santri untuk ikut program pengabdian masyarakat yang lebih luas. Dengan begitu, santri tidak cuma belajar soal agama di asrama, tapi juga punya pengalaman langsung buat berinteraksi dan memberikan solusi nyata di tengah masyarakat. Mereka bisa belajar jadi imam, khatib, atau bahkan fasilitator di kegiatan TPA, sambil terus ngembangin soft skill yang bakal berguna pasca kuliah.

Kedepannya, Rumah Tahfidz juga rencananya bakal lebih sering adain kegiatan bareng organisasi kampus, seperti seminar, kajian gabungan, yang melibatkan masyarakat sekitar. Tujuannya bukan cuma untuk meningkatkan kualitas santri, tapi juga untuk memperluas dampak sosial yang bisa diberikan. Misalnya, lewat acara pengajian massal atau pelatihan keterampilan buat masyarakat yang diadain bareng, Rumah Tahfidz jadi punya kesempatan lebih besar untuk memberdayakan lingkungan sekitar. Dengan pendekatan ini, Rumah Tahfidz juga pengen nyiapin santrinya buat jadi pemimpin masa depan yang tidak hanya paham agama, tapi juga siap menghadapi tantangan dunia nyata. Mereka menaruh harapan besar santri keluar dari asrama dengan bekal yang lengkap, baik itu dari sisi ilmu agama, keterampilan sosial, maupun kepercayaan diri buat berkontribusi di masyarakat. Makanya, kerja sama dengan organisasi kampus ini dianggap strategi penting yang harus terus dikembangin biar visi dan misi Rumah Tahfidz bisa tercapai dengan maksimal.





Peta Model Pemberdayaan

Hasil dan Dampak

Indikator kerja

Indikator kerja di Rumah Tahfidz Taruna Juara ini sebenarnya punya fokus utama ke dua objek, yaitu mahasiswa yang jadi santri di sana dan masyarakat sekitar. Buat mahasiswa, tinggal di Rumah Tahfidz ini jelas jadi keuntungan besar. Mereka tidak perlu keluar banyak biaya buat tempat tinggal selama kuliah, karena semuanya udah difasilitasi. Jadi, pengeluaran hidup mereka otomatis berkurang. Selain itu, suasana asrama yang kondusif bikin mereka lebih fokus untuk menghafal Qur’an. Hafalan yang sebelumnya mungkin tersendat bisa jadi lebih lancar, bahkan nggak sedikit yang hafalannya nambah lebih banyak dari target awal. Tinggal di Rumah Tahfidz juga bikin mereka dapat banyak pengalaman baru. Selain belajar agama, mereka dilatih jadi pribadi yang lebih mandiri, bertanggung jawab, dan punya kemampuan umtuk berkontribusi ke masyarakat. Ada pelatihan leadership, public speaking, dan keterampilan lain yang bikin mereka siap menghadapi dunia setelah lulus kuliah. Jadi, mereka tidak cuma sekadar hafal Qur’an, tapi juga siap jadi pemimpin dan teladan buat lingkungan mereka. Lingkungan asrama yang positif, dengan teman-teman yang sama-sama semangat belajar, juga jadi dorongan besar buat mereka terus berkembang. Kalau untuk masyarakat sekitar, keberadaan Rumah Tahfidz ini benar-benar berasa manfaatnya. Salah satu dampak paling nyata adalah banyaknya orang yang tadinya tadinya bisa ngaji sekarang mulai belajar dan bahkan udah lancar. Para santri sering turun langsung ke masyarakat, ngajarin ngaji anak-anak di TPA atau bahkan orang dewasa yang pengen belajar dari nol. Hal ini bikin masyarakat jadi lebih dekat sama agama. Masjid-masjid di sekitar juga makin hidup. Para santri ikut memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan, seperti jadi imam salat berjamaah, ngisi khutbah Jumat, atau sekadar membantu pengelolaan masjid. Ada juga pengajian rutin yang bikin warga jadi lebih semangat datang ke masjid, tidak hanya digunakan untuk beribadah sholat saja, tapi juga untuk belajar agama lebih dalam. Anak-anak juga punya tempat belajar yang positif di TPA, jadi waktu luang mereka bisa diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.

Selain itu, keberadaan Rumah Tahfidz ini bikin lingkungan jadi lebih religius dan aktif. Warga sekitar merasa lebih termotivasi buat ikut kegiatan keagamaan, karena sering lihat contoh langsung dari para santri. Misalnya, warga yang sebelumnya jarang ikut salat berjamaah sekarang mulai rajin datang ke masjid. Begitu juga dengan pengajian-pengajian yang jadi lebih ramai. Secara tidak langsung, suasana lingkungan jadi lebih kondusif dan harmonis, karena adanya interaksi positif antara para santri dengan masyarakat. Rumah Tahfidz ini tidak hanya sekadar jadi tempat belajar Qur’an, tapi juga jadi pusat pemberdayaan yang dampaknya dirasain semua kalangan, dari mahasiswa sampai masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan kalau program-program yang dijalankan benar-benar relevan dan berhasil menjawab kebutuhan banyak orang.

Dampak komunitas

Dan dampaknya kepada komunitas itu cukup besar. Keberadaan Rumah Tahfidz Taruna Juara membuat vibes di sekitar jadi lebih hidup dan religius. Komunitas di sekitar mulai lebih aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan. Misalnya, masjid-masjid jadi makin ramai, baik buat shalat berjamaah, pengajian, atau acara-acara Islam lainnya. Orang-orang yang dulunya mungkin jarang ke masjid sekarang jadi lebih sering datang, karena kegiatannya beragam dan bikin mereka semangat. Anak-anak juga jadi punya tempat belajar agama yang seru dan terarah, apalagi dengan adanya santri dari Rumah Tahfidz yang rajin ngajarin di TPA. Ini bikin anak-anak tidak hanya belajar ngaji, tapi juga dapet contoh langsung soal adab dan akhlak baik dari para santri. Dampaknya, anak-anak di sekitar jadi lebih tertarik buat mendalami agama. Buat orang dewasa, mereka yang sebelumnya mungkin belum bisa ngaji jadi punya kesempatan buat belajar tanpa rasa canggung. Karena santri yang ngajarin biasanya santai dan ramah, jadi orang-orang merasa lebih nyaman buat belajar dari nol. Hal ini pelan-pelan bikin komunitas di sekitar lebih melek agama, sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga. Selain itu, keberadaan Rumah Tahfidz ini juga bikin masyarakat sekitar punya role model yang positif. Santri-santri yang aktif berbaur dengan warga memberikan contoh soal bagaimana jadi generasi muda yang religius, disiplin, tapi tetap bisa berkontribusi buat lingkungan. Mereka tidak hanya menghafal Qur’an, tapi juga jadi penggerak kegiatan sosial dan agama, kayak membantu acara-acara keagamaan, jadi imam, atau ngisi khutbah Jumat. Efeknya, lingkungan sekitar jadi lebih harmonis dan penuh kegiatan yang bermanfaat. Orang-orang merasa kehadiran Rumah Tahfidz ini membawa aura positif ke komunitas mereka. Bahkan, nggak sedikit warga yang jadi lebih termotivasi buat ningkatin kualitas hidup mereka, baik secara spiritual maupun sosial, setelah melihat dampak nyata dari program-program Rumah Tahfidz.

Kisah dan testimoni

Kisah dan testimoni ini ada 3 perwakilan dari Pembina, santri yang mempunyai teman alumni dan jama’ah masjid yang dimakmurkan oleh lembaga rumah tahfidz taruna juara.

  • Pembina rumah tahfidz taruna juara menceritakan pengalaman hidupnya selama di rumah tahfidz taruna juara yang mana beliau mondok semenjak jadi santri biasa yang menjadi angkatan pertama dalam lembaga tersebut sampai menjadi tangan kanan pendiri seperti sekarang. Selama di rumah tahfidz taruna juara beliau mengaku banyak hal hal positif yang beliau ambil dan sampai sekarang masih berkelanjutan karena dari saking konsistennya program di lembaga tersebut. Dan pengetahuan pun lumayan sangat luas yang mayoritas dapat dari kegiatan pengembangan diri pada hari sabtu. Tidak lupa pula beliau sangat akrab dengan masyarakat sekitar yang mana bermula dari kegiatan kegiatan sosial yang sering diadakan di rumah tahfidz taruna juara.

  • Salah satu santri menceritakan bahwa ada salah satu alumni rumah tahfidz taruna juara yang sukses dan mempunyai bisnis atau usaha besar setelah lulus dari lembaga tersebut. Kebetulan pendirinya sekarang sudah menjadi wakil menteri keuangan RI (WamenKeu RI) sehingga bisa berdiskusi untuk terus lebih berkembang dan tidak kehilangan komunikasi antara santri dan pendirinya.

  • Menurut masyarakat sekitar adanya rumah tahfidz taruna juara ini sangat berpengaruh terhadao kampong ini, yang mana santri santrinya itu sering bersosial antar masyarakat sekitar, tolong menolong ketika ada acara ataupun kegiatan masjid, masjid yang awalnya jama’ahnya sedikit pas adanya rumah tahfidz taruna juara ini santrinya yang menjadi imam banyak masyarakat yang berbondong-bondong kemasjid untuk sholat berjamaah

Tantangan dan cara mengatasinya

Tantangan utama

Rumah Tahfidz Taruna Juara ini, meskipun udah banyak membawa dampak positif, tetap aja punya tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utamanya itu soal partisipasi warga. Kadang, tidak semua warga langsung tertarik untuk ikut kegiatan yang diadain. Ada yang ngerasa kegiatannya cuma buat kalangan tertentu, seperti yang udah paham agama atau yang rajin ke masjid. Jadinya, mereka malah milih untuk tidak ikut karena merasa tidak nyaman atau merasa minder. Untuk santri juga ada tantangannya. Soalnya, mereka kebanyakan mahasiswa yang jadwal kuliahnya full atau padat. Apalagi yang ikut organisasi kampus, jadwalnya sangat padat, kadang sampai bentrok sama kegiatan asrama. Jadi, mereka harus pintar-pintar bagi waktu biar semuanya bisa jalan. Tantangan lain, kegiatan Rumah Tahfidz ini butuh waktu dan sumber daya yang cukup besar, sementara tidak semua program bisa langsung jalan sesuai rencana karena keterbatasan itu.

Strategi mitasi

cara mengatasinya, yang pertama, Rumah Tahfidz bikin kegiatan yang lebih fleksibel dan santai. Misalnya, mereka adain pengajian ringan dengan tema sehari-hari yang gampang dicerna, lomba-lomba Islami, atau acara buka bersama pas Ramadan. Jadi, warga lebih tertarik buat ikut tanpa merasa terbebani. Terus, buat warga yang masih malu-malu belajar ngaji dari nol, santri yang ngajarin itu diajak buat pakai pendekatan yang ramah dan santai. Jadi, suasananya lebih cair, kayak ngobrol biasa, agar tidak ada rasa minder. Kadang, ngajinya tidak langsung di masjid, tapi di rumah-rumah warga dulu, biar mereka lebih nyaman. Untuk santri, jadwal kegiatan asrama juga dibuat lebih fleksibel. Misalnya, kalau lagi musim ujian, mereka bisa dapet kelonggaran buat nyetor hafalan atau ngerjain tugas asrama. Selain itu, ada juga sesi mentoring atau diskusi bareng yang isinya motivasi, biar mereka tetap semangat meskipun sibuk kuliah. Kerja sama dengan organisasi kampus juga jadi salah satu strategi yang efektif. Lewat kerja sama ini, Rumah Tahfidz bisa dapet santri baru yang potensial sekaligus ide-ide segar buat bikin kegiatan yang menarik. Tidak hanya itu, acara-acara kayak pelatihan atau program pengabdian masyarakat juga sering diadain bareng, biar santri dan warga makin termotivasi buat ikut aktif. Intinya, tantangan itu pasti ada, tapi selama strateginya pas, semuanya masih bisa diatasi. Yang penting, tetap fokus sama tujuan dan konsisten jalanin program-program yang udah direncanain.


Pembelajaran dan rekomendasi

Pembelajaran Utama


Dari semua yang udah dilakukan Rumah Tahfidz Taruna Juara, pelajaran paling penting yang bisa diambil adalah bahwa pendidikan agama tidak harus kaku dan serius terus. Kalau dibawa santai tapi tetap konsisten, hasilnya justru lebih kelihatan. Misalnya, mereka bikin santri tidak hanya fokus ngafal Qur’an aja, tapi juga belajar hal-hal lain kayak leadership, public speaking, dan kegiatan sosial. Ini bikin para santri lebih siap menghadapi dunia luar setelah lulus, apalagi mereka juga dilatih buat jadi orang yang peduli sama lingkungan sekitar. Jadi, ini bukan cuma soal hafalan, tapi lebih ke pembentukan karakter secara utuh. Terus, kolaborasi mereka sama lembaga-lembaga besar kayak BAZNAZ, YBM BRI, dan Rumah Zakat itu bener-bener sangat membantu. Soalnya, program-program seperti ini jelas butuh dana besar, dan tanpa dukungan mereka, pasti sangat susah untuk jalan. Tapi yang bikin keren, Rumah Tahfidz tidak hanya nerima dana terus diam aja, mereka juga bikin laporan pertanggungjawaban yang jelas biar donatur tahu uangnya dipakai buat apa aja. Ini bikin hubungan mereka sama donatur jadi erat, karena ada rasa saling percaya di sana. Pendekatan mereka ke masyarakat sekitar juga tidak kalah penting. Banyak orang di sekitar Rumah Tahfidz yang awalnya malu-malu untuk belajar ngaji akhirnya jadi semangat karena diajarin dengan cara yang santai dan tidak menghakimi. Bahkan, mereka tidak cuma ngajarin anak-anak, tapi juga lansia yang pengen belajar dari nol. Hal ini bikin suasana lingkungan jadi lebih religius, dan masjid-masjid di sekitar jadi lebih hidup karena banyak kegiatan yang melibatkan masyarakat. Selain itu, adanya kegiatan tahunan kayak "tasmi’ kubro" dan "healing" juga ngebantu banget buat menjaga semangat para santri. Bayangin aja, kalau setahun penuh cuma ngafal Qur’an terus, pasti capek kan? Jadi, kegiatan-kegiatan kayak ini bikin mereka lebih rileks dan tetap termotivasi.

Rekomendasi untuk replikasi atau peningkatan


Kalau mau bikin program serupa di tempat lain, penting banget untuk ngikutin gaya pendekatan yang sesuai sama masyarakat di sana. Misalnya, kalau masyarakatnya agak pendiam atau malu-malu, bikin kegiatan yang sifatnya lebih personal dulu, seperti ngajarin ngaji di rumah-rumah biar mereka lebih nyaman. Jangan langsung dipaksa ikut pengajian besar di masjid, karena itu bisa bikin mereka minder. Terus, pastikan juga programnya tidak hanya fokus ke satu hal aja. Selain ngajarin agama, coba tambahin kegiatan pengembangan diri atau keterampilan sosial, biar peserta program bisa dapet manfaat yang lebih luas. Dari segi pendanaan, kerja sama sama lembaga donatur atau organisasi itu wajib banget. Tapi, jangan cuma fokus cari dana, pastikan juga ada transparansi biar donatur percaya. Selain itu, kerja sama sama kampus-kampus juga bisa jadi strategi yang efektif. Mahasiswa biasanya punya potensi besar buat ikut aktif di kegiatan sosial, jadi mereka bisa jadi peserta program sekaligus penggerak di masyarakat. Dengan melibatkan kampus, program juga bisa lebih variatif, misalnya dengan mengadakan seminar, pelatihan, atau kegiatan pengabdian masyarakat. Jangan lupa juga tambahin kegiatan yang menyenangkan, seperti acara jalan-jalan atau lomba-lomba santai, agar peserta tidak merasa kegiatan ini hal yang membosankan. Hal-hal kayak gini bikin mereka lebih betah dan semangat ikut program. Selain itu, buat menjaga keberlanjutan, pastikan ada pelatihan untuk para peserta program biar mereka bisa jadi mentor buat generasi berikutnya. Dengan cara ini, program bisa terus berjalan meskipun pengelolanya udah ganti. Yang terakhir, pastikan juga hubungan sama masyarakat sekitar tetap dijaga. Jangan cuma fokus ke peserta program aja, tapi libatkan juga masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial atau keagamaan. Misalnya, undang warga buat ikut pengajian atau kegiatan lain di masjid. Dengan begitu, program nggak cuma berdampak ke santri, tapi juga bikin lingkungan sekitar jadi lebih baik.

selain itu, untuk meningkatkan dampaknya, program seperti ini bisa dikombinasikan dengan pelatihan keterampilan praktis berbasis kebutuhan lokal. Misalnya, kalau program ini diadopsi di daerah agraris, bisa ada pelatihan bercocok tanam modern atau pengolahan hasil tani. Kalau di perkotaan, mungkin bisa ada workshop kewirausahaan atau pelatihan teknologi. Ide lainnya adalah menambah elemen mentoring. Jadi, santri yang sudah lulus atau alumni bisa jadi mentor buat santri baru, biar ada kesinambungan dan transfer pengalaman. Buat pendekatan ke masyarakat, bisa juga ada sesi dialog atau diskusi santai bareng warga, kayak 'Ngobrol Bareng Santri' yang diadakan secara berkala. Ini bisa jadi ruang terbuka buat saling tukar pendapat, termasuk menerima masukan tentang kegiatan yang udah jalan. Selain itu, adakan lomba atau acara komunitas kayak bazar kecil yang bisa bikin masyarakat makin terlibat. Dari segi pengelolaan, penting juga buat lebih memanfaatkan media sosial dan platform digital. Rumah Tahfidz bisa bikin vlog, podcast, atau konten edukasi lainnya yang tidak hanya memberikan manfaat untuk santri dan masyarakat lokal, tapi juga menjangkau audiens yang lebih luas. Ini bisa sekaligus jadi media promosi untuk menarik lebih banyak donatur.

Jangan lupa soal pengembangan internal. Tim pengelola bisa ikut pelatihan manajemen atau fundraising supaya makin profesional dalam menjalankan program. Bisa juga dibentuk komunitas alumni yang solid, biar mereka terus terhubung dan bahkan berkontribusi kembali ke program ini, baik lewat donasi atau ikut menyelenggarakan kegiatan. Yang tidak kalah penting, tambahkan monitoring dan evaluasi yang lebih terstruktur. Misalnya, bikin indikator keberhasilan yang jelas, kayak tingkat kehadiran masyarakat di kegiatan atau jumlah peserta yang naik level dalam keterampilan yang diajarkan. Dengan cara ini, program bisa terus dievaluasi dan ditingkatkan sesuai kebutuhan.

Kesimpulan

Rumah Tahfidz Taruna Juara adalah bukti nyata bahwa pendidikan agama bisa dikemas dengan cara yang lebih modern, fleksibel, dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi utamanya. Program-program yang mereka jalankan berhasil bikin santri tidak hanya fokus pada hafalan Qur'an, tapi juga berkembang jadi individu yang punya jiwa kepemimpinan, mandiri, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan menggabungkan pembelajaran agama, pengembangan keterampilan sosial, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat, Rumah Tahfidz mempunyai cita-cita mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan di dunia nyata sambil tetap memegang nilai-nilai agama. Santri di Rumah Tahfidz tidak hanya belajar Qur'an, tapi juga diajak ikut berbagai kegiatan sosial yang bikin mereka lebih dekat sama masyarakat. Misalnya, jadi imam, mengisi khutbah Jumat, atau ngajarin anak-anak dan lansia ngaji. Hal ini nggak cuma bikin para santri lebih percaya diri, tapi juga membantu masyarakat sekitar yang sebelumnya minder atau tidak punya akses belajar agama jadi lebih terbuka dan semangat. Selain itu, program tahunan seperti "tasmi' kubro" atau jalan-jalan bareng (healing) menunjukkan bahwa pendidikan juga harus seimbang antara belajar serius dan refreshing biar semangat tetap terjaga. Kerjasama dengan lembaga besar seperti BAZNAZ, YBM BRI, Rumah Zakat, dan proses kerja sama dengan organisasi kampus bikin program ini bisa berjalan lancar. Dukungan finansial dari donatur memastikan semua kegiatan bisa terus berlangsung, sementara kerja sama dengan lembaga lembaga seperti diatas memberikan nuansa baru dalam program, seperti pelatihan leadership, public speaking, atau kegiatan pengabdian masyarakat. Transparansi pengelolaan dana juga jadi kunci keberhasilan Rumah Tahfidz dalam menjaga hubungan baik dengan para donatur, yang bikin dukungan mereka terus mengalir.Rumah Tahfidz Taruna Juara jelas-jelas mendukung SDG ke-4, yaitu memastikan pendidikan berkualitas, inklusif, dan memberikan kesempatan belajar sepanjang hayat. Mereka nggak cuma kasih pendidikan agama yang mendalam, tapi juga bikin program yang relevan sama kebutuhan zaman sekarang. Contohnya, santri diajarkan keterampilan hidup kayak public speaking, kepemimpinan, dan pengelolaan bisnis, yang bikin mereka siap terjun ke dunia kerja atau jadi pemimpin di masyarakat. Dampak ke masyarakat sekitar juga luar biasa. Masjid yang dulunya sepi jadi ramai karena para santri aktif ikut kegiatan keagamaan, mulai dari jadi imam sampai bantu mengelola masjid. Anak-anak dan lansia yang sebelumnya nggak bisa ngaji jadi punya kesempatan belajar tanpa rasa minder karena pendekatan para santri yang santai dan ramah. Lingkungan sekitar jadi lebih religius, harmonis, dan aktif secara sosial. Kalau dilihat dari semua aspek ini, Rumah Tahfidz Taruna Juara tidak hanya berhasil mencapai tujuan SDG ke-4, tapi juga jadi contoh inspiratif untuk tempat lain yang mau bikin program serupa. Pendekatan mereka yang inovatif, transparan, dan fokus pada dampak jangka panjang sangat bisa diadaptasi di daerah lain. Dengan memperhatikan kebutuhan lokal dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, model pendidikan seperti ini bisa membawa perubahan besar, nggak cuma buat santri, tapi juga masyarakat luas.

(ftrhmn)