Sosiologi Agama Mendukung SDG 8 “PEMBERDAYAAN PENGELOLAAN DESA WISATA DI DUSUN CEPIT, DESA BOKOHARJO, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN SLEMAN”

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2024/2025

ADINDA MIRZA RISDIYANI

22105040025

“PEMBERDAYAAN PENGELOLAAN DESA WISATA DI DUSUN CEPIT, DESA BOKOHARJO, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN SLEMAN”

RINGKASAN EKSEKUTIF

Desa Wisata Cepit yang terletak dikawasan Candi Banyunibo ini merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui program-program pemberdayaan yang dikembangkan salah satunya yaitu melalui dimensi budaya yang mana adanya sebuah warisan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi seperti pengembangan pariwisata yang berupa sebuah bangunan sejarah yaitu Candi Banyunibo. Program pemberdayaan di Desa Wisata Cepit ini sendiri berfokus pada penyedian tempat untuk kegiatan camping ground dan juga kegiatan komunitas atau organisasi yang mana masyarakat Desa Cepit sendiri berperan sebagai pengelola dan juga penyedia perlengkapan yang dibutuhkan. Program ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa desa banyak mempunyai kekayaan alam dan juga bangunan peninggalan sejarah. Hal tersebut dapat dimanfaatkan bagi warga setempat untuk mengelola desa wisata dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat desa tersebut yang turut serta berpartisipasi dalam berjalannya Desa Wisata Cepit dikawasan Candi Banyunibo tersebut.

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

  1. Latar Belakang

Pemberdayaan adalah sebuah proses untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat agar dapat menentukan dan mewujudkan nasibnya sendiri. Pemberdayaan dapat dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri. Adapun dari segi ekonomi banyak sekali program-program pemberdayaan yang di kembangkan salah satunya yaitu melalui dimensi budaya yang mana adanya sebuah warisan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi seperti pengembangan pariwisata. Sektor pariwisata salah satu sektor yang harus terus dikembangkan karena bisa memberikan dampak positif bagi negara maupun daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah perlu berperan dalam mencari potensi-potensi dengan memberikan aturan yang berarah dalam pengembangan pariwisata.

Masyarakat lokal atau yang sering disebut dengan masyarakat desa banyak mempunyai kekayaan alam mulai dari lautan, daratan, gunung-gunung, dan sebagainya termasuk bengunan bersejarah. Hal tersebut biasanya dimanfaatkan bagi warga setempat untuk mengelola desa wisata, adapun salah dari banyaknya desa wisata di Indonesia adalah Desa Wisata Cepit. Sebagai salah satu desa wisata yang berpengaruh di Sleman, Desa Wisata Cepit memberikan kontribusi terhadap masyarakatnya. Desa Wisata Cepit ini berdiri sejak 2018 hingga saat ini, namun akibat pembatasan besar-besaran akibat wabah Covid-19 program Desa Wisata Cepit ini sempat libur, lalu kemudian beroperasi kembali pada 2021 awal hingga sekarang. Desa Wisata Cepit ini bermula dari Sebuah Dusun yang memiliki kekayaan alam berupa kebun tebu dengan luas 4 hektar, namun kebun tebu ini tidak mendapatkan pengolahan dan pemanfaatan yang baik oleh masyarakat Dusun tersebut. Seiring berjalannya waktu kebun tebu ini semakin tidak terurus dan terbengkalai. Selain kebun tebu tersebut didusun Cepit ini juga dikarunia dengan sektor wisata yang sudah ada sebelumnya yaitu berupa bangunan bersejarah yang dikenal dengan Candi Banyunibo. Dengan adanya kedua kolaborasi antara lahan yang terbengkalai dan Candi yang berdampingan dengan kebun tersebut. Para penggiat masyarakat didusun tersebut atau yang kita kenal dengan nama POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) menginisiasikan adanya program Desa Wisata tersebut, dan program Desa Wisata ini tercentus dari gerakan tersebut yang mana ingin memanfaatkan kebun milik dusun tersebut dengan mengubahnya menjadi sebuah Desa Wisata, para penggiat gerakan ini juga melihat bahwa dusun sekitar juga berusaha menciptakan inovasi Desa Wisata yang hampir serupa, penggiat gerakan inilah yang awalnya mencetuskan dan mendiskusikannya dengan Kepala Kelurahan sebagai pemerintah desa yang kemudian mengsosialisasikan program Desa Wisata ini kepada masyarakat Dusun Cepit. Destinasi Wisata Cepit sendiri memberikan nuansa bahwa di desa tersebut terdapat alam yang indah, tradisi, budaya, dan juga Candi Banyunibo sebagai salah satu objek wisata yang harus di lihatkan. Kekayaan alam dan warisan budaya maupun tradisi memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Cepit yang mana bagi masyarakat tersebut dimanfaatkan dengan mendirikan Desa Wisata Cepit untuk meningkatkan perekonomian setempat baik dari kalangan lansia yang sudah memasuki usia pensiun hingga para ibu-ibu dan bapak-bapak serta para generasi muda. Sebelumnya, mata pencaharian masyarakat hanya terpaku pada sektor pertanian. Namun perlu diketahui bahwa Desa Wisata Cepit ini beroperasi dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat, pemerintah desa melalui BUMDES, yang artinya Desa Wisata Cepit ini tidak menjadi kesatuan dari wisata Candi Banyunibo, namun meski tidak menjadi kesatuan wisata Candi Banyunibo dapat menjadi salah satu kolaborasi antara Desa Wisata Cepit dengan menampilkan keindahan bangunan bersejarahnya. Candi Banyunibo secara tidak langsung juga menjadi salah satu faktor berjalannya program Desa Wisata Cepit ini.

  1. Tujuan

Program Desa Wisata memiliki tujuan utama untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya dalam sektor ekonomi pariwisata. Dengan harapan adalah dapat memberdayakan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan, terutama bagi mereka yang telah memasuki masa pensiun. Desa Wisata Cepit diharapkan menjadi wadah bagi para lansia yang masih produktif dan ingin tetap berkontribusi dalam kegiatan ekonomi. Desa Wisata Cepit bukan hanya sekedar destinasi wisata biasa, tetapi juga menjadi sarana untuk menggali potensi lokal dan memajukan perekonomian masyarakat setempat. Dengan memanfaatkan keunikan dan kekayaan alam, budaya serta objek wisata berupa Candi Banyunibo yang dimiliki oleh desa, program ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Cepit yang berkelanjutan.

Harapannya adalah Desa Wisata Cepit dapat menjadi penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan. Salah satu fokus utama Program Desa Wisata Cepit adalah memberdayakan masyarakat, termasuk mereka yang telah memasuki masa pensiun. Dengan memberikan wadah bagi lansia yang masih ingin aktif bekerja, Desa Wisata menjadi alternatif menarik untuk mengisi waktu luang dan tetap produktif. Aktivitas yang terkait dengan pariwisata, seperti pemandu wisata lokal, pengelola warung tradisional, pengelola kawasan wisata, penyedia perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan yang merupakan bagian dari wisata, seluruh macam kegiatan yang tidak hanya berfokus pada kegiatan wisata saja, namun juga dapat berupa kegiatan olahraga, kegiatan pribadi seperti acara pernikahan, kegiatan komunitas dan lain sebagainya, dan program kerja ini dapat menjadi pekerjaan yang menarik bagi para lansia, ibu-ibu, bapak-bapak dan juga generasi muda dalam rangka menjalankan program Desa Wisata didusun ini yang tidak lain dusun tempat mereka tinggal dan berasal.

Selain itu, Program Desa Wisata juga diharapkan dapat menciptakan peluang kerja baru bagi generasi muda di desa tersebut dan dapat menjadi inspirasi bagi dusun-dusun sekitar, dan juga dapat menjadi pembelajaran bagi para generasi muda dari berbagai lintas untuk mempelajari dan memahami tentang proses program pemberdayaan di desa ataupun dusun. Melalui pengembangan infrastruktur pariwisata, pelatihan keterampilan, dan promosi destinasi wisata, generasi muda dapat terlibat dalam berbagai sektor, seperti outbound, penyewaan alat memanah, penyedia jasa catering, dan membuka stand untuk berjualan. Hal ini tidak hanya memberikan peluang kerja bagi masyarakat, tetapi untuk memberikan pesan bahwa penduduk setempat harus sadar Dusun Cepit membutuhkan mereka untuk terus berkontribusi dalam mensejahterahkan Dusun Cepit. Keberhasilan Program Desa Wisata Cepit tidak dilihat dari ekonomi saja, tetapi juga melibatkan pelestarian lingkungan, budaya, dan juga peninggalan sejarah. Melalui pengelolaan yang berkelanjutan, Desa Wisata Cepit diharapkan dapat menjaga keaslian lingkungan alam dan warisan budaya lokal. Program ini juga dapat menjadi sarana edukasi bagi wisatawan, meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya dalam pembangunan pariwisata yang bertanggung jawab.

DESKRIPSI PRAKTIK BAIK DAN PEMBELAJARAN

  1. Langkah-Langkah Implementasi

  1. Sosialisasi dan Pelatihan: Proses dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang potensi dan manfaat desa wisata. Pelatihan diberikan kepada para penggiat pariwisata dan warga yang ingin terlibat, termasuk pelatihan pengelolaan wisata, pelayanan kepada wisatawan, dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan industri pariwisata.

  2. Proses Pembukaan Lahan: Dalam tahapan ini setelah sosialisasi dengan masyarakat dusun, para penggiat kegiatan pemberdayaan ini melakukan pembebasan lahan yang awal mulanya berupa kebun tebu seluas 4 hektar tersebut.

  3. Partisipasi Masyarakat: Struktur organisasi Desa Wisata Cepit melibatkan partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk Lurah, bendahara, sekretaris, serta seksi-seksi lainnya. Peran dan tanggung jawab masing-masing anggota dijelaskan dengan jelas untuk memastikan kelancaran kegiatan.

  4. Pendanaan: Sumber pendanaan berasal dari dana hibah, dana keistimewaan, dana Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Dana ini disalurkan melalui Bumdes dan dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur seperti outbound, promosi, pengelolaan desa wisata itu sendiri seperti air dan listrik, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

  5. Perencanaan Program: Perencanaan program mencakup kegiatan-kegiatan seperti rapat koordinasi, pembagian kerja yang mana diambil alih sepenuhnya oleh masyarakat dusun, pemeliharaan wahana, pengembangan paket wisata, dan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung tujuan desa wisata.

  6. Fasilitas dan Infrastruktur: Desa Wisata Cepit menyediakan fasilitas seperti wahana bermain anak-anak, perlengkapan camping, perlengkapan outbound, joglo, arena memanah, toilet dan kamar mandi, lapangan, parkiran yang luas, area-area untuk berjualan, dan fasilitas pendukung lainnya. Infrastruktur tersebut menjadi penunjang kelancaran program dan pelayanan kepada pengunjung.

  7. Pemasaran dan Promosi: Untuk meningkatkan minat wisatawan, Desa Wisata Cepit melakukan pemasaran dan promosi melalui berbagai kanal, termasuk media sosial, brosur, dan kerjasama dengan pihak-pihak baik itu dengan pihak provit maupun pihak non provit terkait. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kunjungan wisatawan.

  8. Dukungan Swadaya Masyarakat: Masyarakat setempat memberikan dukungan swadaya dalam bentuk penyediaan kayu, tenaga kerja, mengelola kepengurusan dan dukungan lainnya. Ini menciptakan keterlibatan aktif dari masyarakat dalam keberlangsungan program dengan adanya kerja sama yang kuat dari masyarakat.

  9. Evaluasi dan Regenerasi: Secara berkala, dilakukan evaluasi terhadap program yang telah berjalan. Pergantian ketua dan kepengurusan lainya mengalami pergantian setiap 5 tahun sekali dan pemilihan ini dilakukan oleh Lurah yang kemudian di musyawarahkan kembali oleh masyarakat dusun, dengan melibatkan regenerasi kepemimpinan untuk memastikan program tetap berkelanjutan tanpa menghilangkan capaian-capaian sebelumnya menjadi salah satu cara mempertahankan program pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini.

  1. Sumber Daya yang Digunakan

Desa Wisata Cepit sebagai salah satu desa wisata pionir di Sleman, yang diinisiasi oleh tokoh masyarakat penggiat pariwisata. Program ini untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya yang sudah pensiun, melalui pengembangan sektor pariwisata. Keterlibatan pemerintah daerah, dan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) dalam mendukung dan memfasilitasi program ini menunjukkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak. Sumber pendanaan program ini sendiri berasal dari dana hibah, dana keistimewaan, dana Bumdes, dana Provinsi, dan dana pariwisata. Dana ini disalurkan melalui Bumdes dan dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur seperti outbound, promosi, biaya penyedian listrik dan air bersih dan kegiatan-kegiatan lainnya. Bumdes juga berperan guna mengelola keuangan dan juga meminimalisir masyarakat agar tidak mengalami kerugian, hal ini dibuktikan dengan adanya setoran berkala setiap tahunnya oleh ketua dan peran koordinasi lain dari program Desa Wisata Cepit ini kepada Bumdes yang memiliki target yang telah ditetapkan setiap tahunnya.

Desa Wisata Cepit dalam melaksanakan program ini menggunakan metode partisipatif yang melibatkan berbagai pihak terkait. Pembentukan program ini dimulai dengan inisiatif masyarakat setempat, yang kemudian melibatkan tokoh masyarakat, penggiat pariwisata, dan warga dari berbagai lapisan dan setiap tahunnya program ini juga dibantu oleh para mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Negeri Yogyakarta yang menjalani program kkn tematik, yang mana hal ini meningkatkan kinerja Desa Wisata Cepit ini dan meningkatkan nilai dari Desa Wisata Cepit ini. Metode ini memungkinkan adanya peningkatan kerjasama antara pemerintah daerah, Kelurahan, dalam menyusun dan mendukung program tersebut. Partisipasi dari warga setempat menjadi kunci utama dalam kesuksesan program ini, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan. Adanya pertemuan-pertemuan, rapat koordinasi, dan pelibatan aktif masyarakat dalam kegiatan seperti penyedia kebutuhan pengunjung yang berkegiatan atau pemeliharaan wahana menjadi bagian dari metode ini. Selain itu, strategi regenerasi yang melibatkan generasi muda juga diterapkan untuk memastikan keberlanjutan program ini dari waktu ke waktu. Dalam program ini setiap elemen masyarakat memiliki dan menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan yang telah disepakati dan masyarakat juga berusaha semaksimal mungkin untuk berkontribusi memenuhi segala kebutuhan dari kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan di Desa Wisata Cepit ini sesuai dengan pembagian tugas dan sesuai dengan kelompok-kelompok usia maupun gendernya dan hal ini juga dikoordinasikan dengan baik guna meningkatkan dan melestarikan Desa Wisata Cepit ini agar dapat berjalan dari waktu kewaktu guna memberdayakan masyarakat yang memiliki masalah kekurangan dalam hal ekonomi. Selain sumber daya manusia, sumber daya alam di Dusun Cepit ini juga menjadi penunjang terlaksananya program Desa Wisata ini melalui pemanfaatan kayu dan juga bambu sebagai fasilitas kegiatan outbound dan juga camping yang sedang diadakan, tidak hanya dimanfaatkan untuk fasilitas kegiatan namun kekayaan alam berupa kayu dan bambu ini juga dimanfaatkan untuk pembangunan yang dibutuhkan oleh program Desa Wisata ini seperti, bahan bambu dan kayu yang digunakan untuk membuat fasilitas berupa kursi-kursi dan meja-meja yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Selain itu juga sebagai bahan penunjang pembangunan lainnya seperti bahan bakar untuk membuat api unggun.

  1. Kerja Sama dan Kemitraan

  1. Pemerintah dusun Cepit ini berada pada tingkat paling tinggi dalam struktur pemerintahan daerah terkait pariwisata. Mereka memiliki peran sentral dalam perumusan kebijakan,sebagai pihak yang mengsosialisasikan program Desa Wisata Cepit, alokasi anggaran, dan koordinasi Program Desa Wisata Cepit.

  2. BUMDES merupakan salah satu lembaga yang dimiliki dan didirikan Pemerintahan Desa yang dikelola secara bersama-sama dengan masyarakat Desa, memiliki peran yang penting dalam pengelolaan dan pengembangan Desa Wisata Cepit di tingkat lokal.

  3. Koperasi Sifa merupakan salah satu mitra yang bekerja sama dengan program Desa Wisata ini, Kopersi Sifa ini sendiri merupakan salah satu kemitraan Desa Wisata Cepit yang memberikan provit berupa fasilitas mobil jeep yang dapat digunakan dan disewakan kepada para pengunjung atau oleh para pemilik kegiatan dan menjadi salah satu fasilitas yang ada di Desa Wisata Cepit ini.

  4. Brand Produk Minuman Chess juga merupakan salah satu mitra yang bekerja sama dengan Desa Wisata Cepit. Brand minuman chess ini sendiri merupakan mitra yang memberikan provit kepada Desa Wisata Cepit ini berupa patung tulisan “Kawasan Wisata Candi Banyunibo” hal ini dapat dilihat sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap Desa Wisata Cepit ini.

  5. Universitas Negeri Yogyakarta juga menjadi salah satu mitra yang bekerja sama dengan Desa Wisata Cepit. Universitas Negeri Yogyakarta sendiri merupakan mitra non-provit, namun meski demikian Universitas Negeri Yogyakarta membangun sebuah joglo sebagai bentuk untuk mendukung misi sosial ynag berupa program pemberdayaan masyarakat melalui Desa Wisata Cepit tersebut bentuk lain dari kemitraan yang dilakukan dengan pihak Universitas Negeri Yogyakarta adalah dengan menjadikan Desa Wisata Cepit sebagai lokasi KKN tematik bagi mahasiswa dan mahasiswinya.

  6. Masyarakat Padukuhan tingkat padukuhan merupakan tingkat terendah dalam struktur administratif desa. Masyarakat setempat di padukuhan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan Program Desa Wisata Cepit. Partisipasi aktif mereka diperlukan untuk menjaga keberlanjutan program, terutama dalam melestarikan budaya dan tradisi lokal.

  1. Inovasi yang Dilakukan

Desa Wisata Cepit sebagai salah satu kawasan pedesaan yang menawarkan adanya pengelolaan wisata yang menunjukkan keasrian desanya dengan menunjukkan adanya budaya, keindahan alam, keindahan sejarah, kuliner, sosialnya, dan lain sebagainya. Untuk mengangkat sistem perekonomian masyarakat setempat melalui program pemberdayaan masyarakat berupa Desa Wisata Cepit. Desa Wisata Cepit ini sendiri merupakan bentuk program yang bertujuan mengangkat perekonomian masyarakat Dusun Cepit, Desa Wisata Cepit ini menjadi salah satu Desa Wisata yang terdapat di desa Bokoharjo, namun meski demikian Dusun Cepit mampu bersaing dengan Desa Wisata yaang ada di dusun-dusun sekitarnya dengan menciptakan berbagai inovasi yang dapat diwujudkan melalui bantuan dari segala pihak yang ikut serta dalam program pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini.

Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para pengelola dan masyarakat dusun Cepit ini meliputi, kegiatan pasar digital ini berfokus pada promosi produk UMKM lokal melalui platfrom digital untuk menjual produk-produk yang mereka hasilkan seperti kerajinan tangan, makanan tradisional, dan juga hasil bumi, bukan hanya itu dalam pasar digital ini masyarakat juga menyelenggarakan event budaya seperti festival seni, pertunjukkan tradisional dengan platform digital sebagai media penjualan tiketnya, dan yang terakhir dalam kegiatan ini digitalisasi transaksi melalui e-wallet sehingga memudahkan pengunjung. Inovasi lain yang dilakukan oleh Desa Wisata Cepit ini berupa penyewaan dikawasan Desa Wisata Cepit ini dengan cara menyewakan lapangan yang berlatarkan Candi Banyunibo sebagai latar atau background untuk acara prewed hingga wedding day, ini menjadi salah satu inovasi yang ada dari Desa Wisata Cepit ini mengingat Desa Wisata Cepit ini memiliki lahan yang sangat luas dibandingan dengan Desa Wisata pada dusun-dusun lainnya.

Selain itu inovasi lain yang terdapat pada Desa Wisata Cepit ini yakni adanya penyelenggarakan event olahraga seperti Desa Wisata Cepit yang menjadi salah satu rute pemberhentian dalam acara Sleman Temple Run, selain itu Desa Wisata Cepit juga berinovasi melalui penyediaan area yang digunakan untuk berbagai komunitas-komunitas berkumpul dan melakukan kegiatan-kegiatan kekomunitasannya, bukan hanya kalangan publik saja namun juga dikalangan pelajar area Desa Wisata Cepit ini juga dapat digunakan untuk bumi perkemahan dan sekaligus outbound, inovasi berikutnya adalah Desa Wisata Cepit yang dapat digunakan untuk melangsungkan pagelaran yang diselenggarakan oleh berbagai pihak seperti event “Tour The Merapi”, terdapat pula inovasi lainnya berupa penyediaan area untuk buka bersama pada saat bulan suci Ramadhan dengan menyediakan berbagai dagangan yang ditawarkan oleh masyarakat dusun cepit sendiri, segala inovasi ini dilakukan oleh para masyarakat dan segala koordinasi Desa Wisata Cepit guna mengembangkan dan memajukan program pemberdayaan ini sehingga menjadi pembeda antara Desa Wisata Cepit dengan dusun-dusun lain yang juga beroperasi dan juga menjalankan program yang sama yaitu berupa Desa Wisata.

HASIL DAN DAMPAK

  1. Indikator Kinerja

Adapun, masyarakat yang menjadi anggota dalam kelompok sadar wisata desa Cepit membentuk suatu kelompok, yang diartikan sebagai suatu sistem terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi dan terlibat dalam kegiatan bersama. Dalam konteks ini, kelompok adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang telah menjalani interaksi sosial yang cukup sering, sehingga di antara individu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma khas bagi ketentuan sosial tersebut. Dan dalam hal ini kinerja masyarakat terlihat dari bagaimana masyarakat desa menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan yang ditentukan, dan juga masyarakat turut serta dalam kegiatan yang sedang diadakan di Desa Wisata Cepit seperti, ikut serta menyediakan catering bagi pengunjung kegiatan ini biasanya diambil alih oleh para ibu-ibu didusun cepit tersebut, berdagang di tempat-tempat yang memang telah diperuntukan untuk masyarakat berdagang dalam hal ini turut diambil alih oleh seluruh lapisan masyarakat baik ibu-ibu, para anak muda, hingga para lansia yang memiliki keterampilan dalam membuat masakan-masakan dan jajanan khas tradisional, ikut serta menyediakan berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan pengunjung dalam acara-acara tertentu seperti menyediakan peralatan camping, tenda, kayu untuk api unggun, dalam hal ini diambil alih oleh para bapak-bapak dan juga para pemuda-pemuda yang memiliki tenaga lebih besar, kemudian area parkir diambil alih oleh para pemuda juga yang memiliki keterampilan dengan masalah keraian dan penataan motor pengunjung yang hadir, selain parkir para pemuda juga terkadang menghandle urusan tiket parkir dan tiket acara yang sedang diadakan, selain sebagai tenaga kerja, para pemuda dan juga para bapak-bapak dan seluruh masyarakat juga bertugas sebagai keamanan paling dasar di Desa Wisata Cepit ini mengingat masyarakatlah tuan rumah dari daerah tersebut. Selain membantu memfasilitasi kegiatan dan acara yang sedang berlangsung, masyarakat dusun Cepit juga menjadi pemandu dalam kegiatan-kegiatan tradisional seperti berkuda dan pemandu mengelilingi alam disekitar Desa Wisata tersebut. Dalam hal pembangunan masyarakat juga banyak mengambil peran karena segala dana yang dikeluarkan kemudian digunakan untuk membeli kebutuhan pembangunan yang kemudian dikerjakan oleh masyarakat Dusun Cepit, seperti pembangunan tempat-tempat berdagang, pembangunan toilet, pembangunan mushola dan pembangunan fasilitas lainnya. Masyarakat juga dapat berperan sebagai panitia jika dibutuhkan untuk membantu agar acara atau kegiatan di Desa Wisata Cepit tersebut dapat berjalan dengan lancar dan akan menjadi nilai baik bagi Desa Wisata Cepit untuk kedepannya.

  1. Dampak Pada Komunitas

Melalui Program Desa Wisata Cepit di Sleman, hasil pemberdayaannya mencakup beberapa hal diantaranya: Pertama, program ini berhasil mensejahterakan ekonomi masyarakat setempat dengan memberikan peluang dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Aktivitas pariwisata, seperti menyediakan kebutuhan pengunjung, outbound, dan paket wisata lainnya, menjadi sumber pendapatan yang dapat diakses oleh warga setempat menjadi bentuk pemberdayaan berupa membuka lapangan pekerjaan baru. Kedua, Desa Wisata Cepit memperoleh dukungan aktif dari masyarakat, terlihat dari keterlibatan dalam pemeliharaan, penyediaan fasilitas, dan dukungan ekonomi seperti sumbangan bahan baku, hal ini menjadi salah satu indikator mempererat kolaborasi antar masyarakat dusun Cepit dengan kerja sama tersebut. Ketiga, program ini memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat dengan meningkatkan taraf ekonomi dan memberdayakan mereka melalui sektor pariwisata. Keempat, pemberdayaan generasi muda diwujudkan melalui partisipasi mereka dalam kegiatan Desa Wisata, mendukung pengembangan sumber daya manusia di tingkat lokal. Kelima, program ini menanamkan nilai-nilai kebersihan, keramahan, dan pelestarian budaya, yang dijaga melalui koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat. Keenam masyarakat dapat menciptakan identitas lokal melalui program pemberdayaan Desa Wisata dan nilai-nilai kebudayaan yang mana hal ini juga dapat meningkatkan rasa bangga masyarakat terhadap apa yang dimiliki oleh daerah tempat tinggalnya, bukan hanya masyarakat lokal namun juga rasa bangga dari para pengunjung akan nilai-nilai budaya dan keindahan yang ada di negerinya, ketujuh adanya program pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini meningkatkan kesadaran masyarakat dusun Cepit akan pentingnya pelestarian cagar budaya dan juga pelestarian alam sekitar serta meningkatkan perhatian masyarakat akan penjagaan alam dan cagar budaya, Terakhir, melibatkan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, yang memperkuat dukungan dan menjaga keberlanjutan program pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini.

  1. Kisah Sukses dan Testimoni

Desa Wisata Cepit cukup memberikan dampak yang memuaskan bagi masyarakatnya, yang mana kawasan ini yang awalnya merupakan sebuah kebun tebu perlahan berubah menjadi lapangan serba guna, yang semakin berkembang hingga sekarang menjadi sebuah Desa Wisata yang membantu masyarakat desanya untuk memulihkan taraf kehidupan masyarakatnya, Desa Wisata Cepit saat ini jauh membantu masyarakatnya bukan hanya dahulu namun dimasa sekarang, hal ini dilihat dari adanya penurunan ekonomi seluruh masyarakat Indonesia akibat adanya pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi masyarakat tak terkecuali masyarakat Desa Cepit, namun dengan bertahannya Desa Wisata Cepit ini membantu masyarakat memulihkan kembali perekonomian yang sempat lumpuh tersebut, bahkan bukan hanya memulihkan namun juga menambah taraf hidup masyarakat desa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Para pengunjung yang hadir disini merasa puas dan cukup terbayarkan dengan apa yang ada di Desa Wisata Cepit ini karena para pengunjung dapat menyaksikan keindahan alam dan juga bangunan bersejarah secara bersamaan, tidak hanya pengunjung para penyewa bagi kegiatan-kegiatan dan acara-acara tertentu juga merasa puas dengan fasilitas yang diberikan oleh para masyarakat yang menjadi tenaga kerja dalam Desa Wisata Cepit ini, kepuasan juga terlihat dari para pengunjung yang berkunjung ke Desa Wisata Cepit seperti anak-anak balita yang sekedar bermain di wahana bermain yang disediakan oleh pihak Desa Wisata dan juga menikmati pemandangan Candi yang berada berdampingan dengan area Desa Wisata ini, anak-anak yang suka berlarian dan bermain sangat cocok dan pastinya merasa nyaman di area Desa Wisata yang luas dan terbuka bagi mereka bermain dan belajar dialam. Selain anak-anak balita di area Desa Wisata tersebut juga terlihat para pengunjung yang sedang menikmati perjalanan melihat pemandangan bukit-bukit dan juga Candi menggunakan mobil jeep yang disediakan oleh pihak Desa Wisata Cepit. Lalu bagi para pengikut komunitas memanah Desa Wisata Cepit ini juga menjadi pilihan mereka untuk mengasah kemampuan atau sekedar melatih kemampuan memanah mereka karena adanya area untuk memanah di Desa Wisata Cepit ini, bukan hanya komunitas masyarakat dan pengunjung lain juga dapat memanah disini melalui reservasi yang nantinya akan disediakan oleh masyarakat dusun melalui koordinasi oleh kepala pengelola Desa Wisata Cepit, kemudian bagi masyarakat sendiri bukan hanya dari segi pemulihan ekonomi namun Desa Wisata ini juga menjadi tempat untuk masyarakat atau para anak muda sebagai tempat bersantai semata mengingat Desa Wisata ini tidak menarik tarif biaya untuk pengunjung yang hanya ingin bersantai sambil menikmati pemandangan alam dan Candi di area tersebut.

TANTANGAN DAN CARA MENGATASINYA

  1. Tantangan Utama

Pengembangan desa wisata menerima beberapa tantangan yang berlu di tangani agar dapat terus berkembang secara optimal. Adapun salah satu dari tantangan adalah kurangnya pembangunan dan aksebilitas yang masih kurang. Banyak desa wisata masih sulit untuk di lalui terutama kendaran yang cukup besar seperti: mobil, bus, truk, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu listrik dan air bersih juga kurang memadai. Keadaan ini bisa memberikan hambatan bagi berjalannya desa wisata dan tidak heran jika para wisatawan kurang berminat. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman penuh dan kerjasama terhadap pihak-pihak yang mempunyai kapasitas penuh dalam pengelolaan desa wisata agar pengelolaan terus berkelanjutan. Memastikan inovasi yang masih diminati masyarakat dan para pengunjung tetap ada dan berkembang menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Desa Wisata Cepit ini, terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman dan selera serta kebutuhan pengunjung juga menjadi hal yang terus diusahakan oleh Desa Wisata ini hal ini semata-mata untuk mempertahakan program pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini. Adapun, kerawanan yang perlu diperhatikan yaitu minat masyarakat terhadap program ini masih perlu ditingkatkan, terutama di kalangan para generasi selanjutnya maupun para pemuda-pemuda agar program masih terus berjalan dan berkelanjutan para koordinasi program Desa Wisata Cepit dan masyarakat masih terus mengusahakan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dusun Cepit, serta perlu meningkatkan promosi-promosi yang memperlihatkan bahwa di dusun Cepit terdapat wisata menarik yang harus di kunjungi dan di lestarikan dan usaha untuk mengenakan Desa Wisata Cepit kepada seluruh khalayak dan juga berupaya untuk melakukan pemasaran kepada berbagai pasar masyarakat baik pada pasaran masyarakat terdekat maupun pada masyarakat antar daerah.

  1. Strategi Mitigasi

Strategi pengelolaan program desa wisata mencakup beberapa aspek yang mana perlu adanya perhatian untuk keberlanjutan. Strategi dalam pengelolaan Desa Wisata Cepit melibatkan regenerasi kepemimpinan, mengevaluasi kegiatan untuk menarik lebih banyak wisatawan, keberlanjutan pendanaan, dan keterlibatan generasi muda. Pergantian kepemimpinan perlu diarahkan agar program yang sudah berjalan tetap berkelanjutan. Mengingat pula bahwa sistem kepemiminan dan koordinasi dari program Desa Wisata ini mengelami pergantian setiap 5 tahun sekali maka perlu dipastikan bahwa program-program yang ada tetap berjalan dengan semestinya. Strategi pemasaran perlu ditingkatkan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Untuk memastikan agar tetap berkelanjutan pendanaan harus di pastikan aman dan optimalisasi swadaya masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan dalam hal pengelolaan dana pada Desa Wisata Cepit ini adalah dengan melakukan setoran rutin setiap tahunnya, hal ini juga dapat menjadi pemicu semangat para pengelola dan masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan Desa Wisata Cepit ini agar dapat terus beroperasi hingga tahun-tahun mendatang . Selain itu, melibatkan generasi muda sejak dini dan memberikan pelatihan dapat memastikan mereka ikut serta dalam pengelolaan dan pengembangan program ini. Dengan melakukan hal-hal tersebut sebagai strategi ini, diharapkan Desa Wisata Cepit dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat serta para wisatawan.

PEMBELAJARAN DAN REKOMENDASI

  1. Pembelajaran Utama

Analisis keberlanjutannya adalah kegiatan pemberdayaan ini harus tetap berjalan sesuai waktu dan tempat yang direncanakan, serta program harus mampu beradaptasi dengan kondisi dan keadaan pelaku pemberdayaan dan objek yang diberdayakan. Mampu bersaing dan bertahan diantara berbagai pihak dengan program yang sama merupakan bentuk percaya diri masyarakat dan memperlihatkan bahwa masyarakat memiliki tujuan untuk mendorong progres pembangunan desa melalui partisipasi dalam program Desa Wisata ini, ada berbagai persoalan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Begitu pula dengan perekonomian yang harus menjadi perhatian nyata agar likuiditas program pemberdayaan ini tidak tergerus secara material. Dengan itu diharapkan bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman melalui implementasi pemberdayaan masyarakat dengan tujuan seperti, menghasilkan individu yang mandiri dalam konteks masyarakat, menciptakan lingkungan dengan etos kerja yang positif, yang dapat menciptakan kondisi kerja yang sehat dan saling menguntungkan, membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan potensi diri dan lingkungannya dengan baik. Dengan adanya program pemberdayaan melalui Desa Wisata ini juga memberikan informasi kepada masyarakat tidak hanya msayarakat Dusun Cepit saja namun juga lapisan masyarakat dari berbagai kalangan, seperti kalangan mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran tentang bagaimana pemberdayaan ini berlangsung dan berjalan, apa hal yang mengawali program pemberdayaan ini, apa saja tantangan yang dialami oleh program pemberdayaan ini juga tentang bagaimana kinerja dari program desa wisata ini, apa saja inovasi yang diperlukan dan yang dapat diterapkan, program pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini juga menjadi salah satu pembelajaran bagi mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai universitas, salah satu contoh seperti Universitas Negeri Yogyakarta yang menjadikan Desa Wisata Cepit ini sebagai saran untuk melaksanakan studi kkn tematik, hal ini menujukkan bahwa Desa Wisata Cepit ini tidak hanya berdiri dan dibentuk semata hanya untuk berkegiatan, namun juga sebagai bahan pembelajaran bagi para pelajar, terutama pelajar yang berada tidak jauh dari kawasan Desa Wisat itu sendiri, juga memberikan informasi pada masyarakat lainnya bahwa program pemberdayaan masyarakat seperti Desa Wisata tidak mustahil di laksanakan jika kita dapat mengetahui dan mempercayai potensi yang ada pada masyarakat dan juga terhadap diri mereka sendiri, dan juga menghimbau masyarakat luar untuk mendukung program-program pemberdayaan yang diperuntukkan untuk kesejahteraan bersama di seluruh masyarakat yang masih keterbatasan baik dalam ekonomi, pendidikan, kesejahteraan dan lain sebagainya.

  1. Rekomendasi untuk Replikasi atau Peningkatan

Desa Wisata Adalah kawasan pedesaan yang menawarkan adanya pengelolaan wisata yang menunjukkan keasrian desanya dengan menunjukkan adanya budaya, adat istiadat, kuliner, sosial, dan sebagainya. Untuk mengangkat sistem perekonomian masyarakat setempat. Desa Wisata juga dapat dikembangkan dan ditingkatan dengan cara membangun desa wisata di desa-desa sekitar dengan konsep, program dan fasilitas yang berbeda, hal ini dapat dilakukan guna meningkatkan beberapa desa dengan cara saling berkolaborasi baik dari segi fasilitas, program kegiatan yang ada, sarana dan prasarana yang dapat saling meningkatkan antara desa wisata satu dengan yang lainnya. Salah satu prasarana yang diperlukan Desa Wisata Cepit ini adalah homestay atau penginapan yang diperuntukan bagi pengunjung yang akan bermalam sambil menikmati pemandangan alam dan Candi. Pemasaran juga dapat lebih ditingkatkan sesuai dengan target pasar nya, dan juga mengingat pada saat ini era digital dapat menjadi salah satu sarana pemasaran Desa Wisata ini seperti yang sering dikonsumsi masyarakat yaitu melalui promosi yang dilakukan oleh para influencer, pemasaran juga dapat dilakukan melalui ajang perlombaan videografer tentang Candi dan Desa Wisata Cepit ini. Selain pemasaran pengenalan melalui kelas sejarah ditingkat anak sekolah juga dapat meningkatkan jumlah peminat di Desa Wisata Cepit ini. Kegiatan dari pihak Desa wisata juga diperlukan untuk menarik lebih banyak pengunjung, seperti event-event kebudayaan, workshop kesenian, penampilan-penampilan kebudayaan seperti tari dan gamelan. Semua upaya pengembangan Desa Wisata ini patut di realisasikan guna meningkatkan Desa Wisata Cepit ini.




KESIMPULAN

Desa Wisata Cepit yang bermula dari kebun seluas 4 hektar dan beranjak menjadi program para penggiat desa atau yang dikenal dengan nama POKDARWIS yang kemudian dibantu pemerintah dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat dusun Cepit berhasil membangun dan menciptakan sebuah program gerakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat dusun Cepit. Keberadaan Desa Wisata Cepit memiliki peran sangat signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Dusun Cepit, proses perjalanan yang melalui berbagai langkah-langkah dalam menjalankan program pemberdayaan ini secara sistematis dan tertata membantu meyakinkan masyarakat akan adanya program pemberdayaan ini. Dengan segala tantangan dan hambatan yang ada menjadikan masyarakat dan program Desa Wisata Cepit ini tumbuh menjadi lebih tangguh, kuat dan lebih berpengalaman lagi dalam menghadapi berbagai hambatan-hambatan kecil, keteguhan dan kolaborasi yang kuat antar masyarakat dan juga pihak pemerintah menjadi kunci utama berjalan dan bertahannya pemberdayaan Desa Wisata Cepit ini. Setelah penelitian dilakukan, beberapa saran konstruktif diajukan sebagai pedoman bagi Desa Wisata Cepit, beberapa saran strategi muncul melihat dari apa saja yang belum optimal dari program pemberdayaan Desa Wisata ini. Harapannya, ke depannya, Desa Wisata Cepit dapat lebih efektif dalam mendukung kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pedesaan serta lebih optimal dalam memajukan sektor ekonomi di wilayah tersebut. Beberapa rekomendasi tersebut melibatkan peningkatan promosi agar banyak yang mengetahui adanya Desa Wisata Cepit untuk memastikan bahwa manfaat program dapat dinikmati oleh sebanyak mungkin masyarakat. Selain itu, penting untuk melakukan inovasi-inovasi baru dan menarik lagi terhadap program Desa Wisata Cepit guna meningkatkan program pemberdayaan sekaligus Desa Wisata Cepit. Terutama dengan adanya bantuan secara tidak langsung dengan adanya Candi Banyunibo yang berdampingan dengan Desa Wisata Cepit ini menjadi salah satu faktor berjalan dan terciptanya Desa Wisata Cepit ini.

(Ftrhmn)