Sosiologi Agama Mendukung SDG’S 8 Tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi : Mengubah Potensi Alam Menjadi Peluang: Wisata Watu Gagak dan Peningkatan Kesejahteraan

“MONITORING DAN EVALUASI PEMBELAJARAN/BEST PRACTICE SDG’S PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN”

Ardiana Widianti (22105040085)

Judul Laporan

“ Mengubah Potensi Alam Menjadi Peluang: Wisata Watu Gagak dan Peningkatan Kesejahteraan, Mendukung SDG’S 8 Tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi”

Ringkasan Eksekutif

Wisata watu gagak ini awalnya memanfaatkan lahan yang tandus dan kering yang tidak digunakan akhirnya sekelompok warga memanfaatkan lahan itu untuk dijadikan tempat wisata. Kemudian dengan adanya wisata watu gagak juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar seperti: pengelola, penjual makanan dan minuman, dan tukang parkir. Wisata Watu Gagak merupakan wisata alam yang berupa perbukitan yang sudah dilengkapi anak tangga. Jika sore hari bisa menikmati matahari tenggelam/sunset. Jika malam hari bisa melihat pemandangan lampu-lampu kota ditambah ada live music atau akustik.

Latar Belakang dan Tujuan

  • Latar Belakang

Wisata watu gagak ini awalnya memanfaatkan lahan yang tandus atau kering yang tidak digunakan apabila digunakan hanya musim kemarau untuk menanam tanaman kacang oleh karena itu akhirnya membuka lahan swadaya yang dikelola secara gotong royong sekelompok itu kemudian mendirikan bangunan-bangunan secara swadaya dan akhirnya mengajukan dana keistimewaan. setelahmenjadidestinasi wisata, banyak masyarakatyangberalihprofesimenjadipelaku usaha dilokasitersebut,mulaidari pedagang, tukang parkir, hingga pengelola. Wisata watu gagak merupakan salah satu desa wisata baru yang ada di Yogyakarta desa wisata watu gagak diresmikan oleh gubernur Yogyakarta pada akhir tahun 2023. Wisata watu gagak berlokasi di Singosaren, Wukirsari, Kec Imogiri, Kab Bantul, Yogyakarta. Obyek wisata watu gagak yang mulai terkenal ini lumayan banyak dikunjungi wisatawan. Wisata watu gagak ini cocok untuk dijadikan destinasi liburan keluarga, pacar, anak-anak dan para remaja atau muda mudi yang ingin menikmati matahari tenggelam/sunset pada sore hari dan angin yang sepoi-sepoi. Jika malam hari bisa menyaksikan live music. Selain itu juga bisa menikmati jajanan-jajanan yang ada disana.

Di Watu Gagak dengan jelas menunjukkan bagaimana kreativitas dan upaya masyarakat dapat mengubah lahan yang awalnya tidak produktif menjadi tujuan wisata yang layak. Terletak di Desa Singosaren, Ukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kawasan tersebut awalnya hanya berupa lahan tandus dan kering yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Lahan ini hanya digunakan untuk budidaya kacang tanah musiman pada musim kemarau, dengan hasil yang terbatas. Sekelompok warga setempat menyadari potensi yang belum dimanfaatkan dan mengambil inisiatif untuk mengembangkan lahan tersebut. Melalui gotong royong mereka mulai membersihkan, menata dan mengembangkan kawasan tersebut menjadi destinasi wisata yang kini dikenal dengan nama Wisata Watu Gagak.

Pada tahap awal, pembangunan kawasan dilakukan secara mandiri oleh warga dengan mengandalkan swadaya dan dana. Mereka membangun berbagai bangunan dan fasilitas dasar untuk menunjang kegiatan wisata, seperti jalan setapak menuju puncak bukit dan tempat istirahat. Setelah pengembangan awal ini mampu menarik perhatian masyarakat setempat, maka kelompok pengelola mengajukan permohonan dana khusus kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melanjutkan pengembangan selanjutnya. Dengan dukungan tersebut, Wisata Watugagaku menjadi destinasi wisata menarik yang menawarkan beragam fasilitas dan pengalaman tak terlupakan.

Destinasi wisata ini dibuka oleh Gubernur Yogyakarta pada akhir tahun 2023, menandai dimulainya era baru bagi Desa Singosaren. Peresmian ini memberikan kehidupan baru bagi perekonomian desa, dan jumlah pengunjung meningkat pesat sejak saat itu. Wisata di Watu Gagak menjadi tujuan populer bagi wisatawan domestik maupun internasional, terutama karena keindahan alamnya. Salah satu atraksi terbesarnya adalah pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan dari puncak bukit. Seperangkat tangga memudahkan untuk naik ke puncak dan menikmati suasana tenang, angin sepoi-sepoi, dan pemandangan indah.

Saat malam hari, suasana wisata Watu gagaku semakin semarak. Cahaya lampu kota terlihat dari kejauhan sehingga menciptakan suasana romantis dan tenang. Selain itu, hiburan seperti live music dan pertunjukan akustik di panggung sederhana di malam hari juga menjadi daya tarik wisata. Sembari menikmati musik, juga bisa mencicipi berbagai jajanan lokal yang dijual di warung-warung yang dikelola masyarakat setempat. Kehadiran kuliner khas tersebut menjamin pengalaman wisata yang lebih lengkap. Wisata Watu Gagak juga mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang signifikan terhadap penduduk setempat. Banyak masyarakat yang dulunya berprofesi sebagai petani musiman di destinasi wisata ini, kini beralih pekerjaan dan menjadi wirausaha. Mereka memainkan berbagai peran, mulai dari penjual makanan, hingga pengelola fasilitas pariwisata. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka tetapi juga memperkuat rasa memiliki dan kemandirian masyarakat.

Sebagai salah satu desa wisata baru di Yogyakarta, pariwisata Watu Gagak terus mengalami pertumbuhan positif. Tempat ini menjadi sangat populer di kalangan keluarga, pasangan muda dan remaja yang mencari tempat untuk bersantai dan menghabiskan waktu bersama. Wisata Watu Gagak tidak hanya menjadi destinasi dengan potensi besar, namun juga menjadi contoh sukses bagaimana upaya kolektif dapat membawa perubahan berkelanjutan. Wisata tersebut kini menjadi kebanggaan warga Singosaren dan menjadi aset penting bagi pengembangan pariwisata Yogyakarta.

  • Tujuan

Adanya wisata watu gagak ini mendukung SDG 8 yaitu Mengubah lahan tandus menjadi destinasi wisata produktif yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat setempat, Meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke wilayah Bantul, Yogyakarta, Memberikan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Selain itu, kehadiran wisata ini membangun poly lapangan kerja baru bagi rakyat sekitar, mulai berdasarkan pedagang kuliner & minuman, petugas parkir, sampai pengelola fasilitas wisata. Pendapatan warga pun semakin tinggi lantaran mereka bisa memanfaatkan peluang ini buat menjalankan bisnis mini juga bergabung pada pengelolaan wisata secara bersama-sama. Dengan demikian, Wisata Watu Gagak sebagai bukti konkret bagaimana pemanfaatan potensi lokal yg dikelola secara kreatif & berkelanjutan bisa berkontribusi dalam pembangunan ekonomi sekaligus menaikkan kualitas hayati warga .

Deskripsi Praktik Baik atau Pembelajaran

  • Langkah-langkah implementasi

  1. Pengembangan Infrastruktur

Membuat anak tangga menuju perbukitan.

Salah satu daya tarik utama mengunjungi Watu Gagak adalah pemandangan dari atas bukit. Tangga dibangun menuju puncak bukit untuk memberikan akses yang lebih mudah dan aman bagi pengunjung. Tangga ini dapat digunakan oleh siapa saja, termasuk keluarga dan orang lanjut usia, dengan tenang. Selain itu, rute ini memiliki pegangan tangan dan tempat istirahat di sepanjang rute, memungkinkan kita untuk berhenti dan menikmati alam sekitar. Tangga ini tidak hanya memberikan aksesibilitas, namun juga menjadi bagian dari pengalaman wisata itu sendiri. Jalan yang melewati perbukitan memberikan sensasi suasana alam, bisa menikmati pemandangan indah saat mendaki.

  1. Menyediakan fasilitas wisata seperti tempat duduk, panggung live music, dan area kuliner.

Tempat Duduk: Di wisata watu gagak juga tersedia area tempat duduk di sepanjang jalur dan di sekitar puncak bukit bagi wisatawan yang ingin beristirahat sambil menikmati pemandangan. Tempat duduk ini lesehan di tanah atau ada juga yang ada di pendopo/joglo.

Panggung Live Music: Panggung live music menjadi salah satu daya tarik utama Wisata Watu Gagak, terutama pada malam hari, yang menciptakan suasana hiburan yang menyenangkan bagi pengunjung. Dengan desain yang sederhana namun sangat fungsional, panggung ini mengutamakan kenyamanan para pengunjung yang ingin menikmati pertunjukan musik. Lokasinya ditempatkan dengan cermat agar suara musik yang mengalun dapat terdengar dengan jelas tanpa mengganggu keindahan alam di sekitar, seperti angin sepoi-sepoi dan pemandangan malam yang menawan. Pertunjukan live music atau akustik ini semakin memperkaya pengalaman wisatawan, menciptakan suasana yang santai dan menyenangkan. Selain memberikan hiburan, panggung ini juga mendukung interaksi sosial antar pengunjung, menjadikan Watu Gagak sebagai tempat yang ideal untuk bersantai sambil menikmati musik di tengah alam yang asri.

Area Kuliner: Area kuliner ini juga memiliki peranan penting dalam mendukung perekonomian masyarakat setempat, karena banyak warga desa yang memanfaatkan peluang ini untuk berjualan, sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Keberadaan area kuliner ini menjadi salah satu daya tarik yang membuat pengalaman berwisata di Watu Gagak menjadi semakin komprehensif dan menyenangkan, sekaligus memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.

Promosi dan Pemasaran

Untuk meningkatkan daya tarik Wisata Watu Gagak, promosi melalui media sosial memegang peranan yang sangat penting. Pengelola telah memiliki akun Instagram @watu_gagak yang aktif, di mana mereka secara rutin mengunggah foto dan video yang menampilkan keindahan alam sekitar. Ini mencakup pemandangan matahari tenggelam, panorama malam hari yang indah dengan lampu kota, serta berbagai fasilitas yang tersedia. Selain itu, media sosial ini juga berfungsi sebagai sarana untuk memberikan informasi terkait jam operasional dan berbagai acara menarik, seperti pertunjukan musik langsung yang diadakan di lokasi wisata.

Tidak hanya itu, pihak Kalurahan Wukirsari juga melaksanakan berbagai kegiatan promosi secara langsung di masyarakat. Melalui program-program seperti bazar, festival lokal, dan kegiatan komunitas, mereka berupaya memperkenalkan Wisata Watu Gagak kepada lebih banyak orang. Dengan memanfaatkan berbagai cara ini, diharapkan semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung. Peningkatan jumlah pengunjung diharapkan dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan warga Singosaren dan sekitarnya, karena semakin banyak orang yang datang, semakin banyak pula peluang usaha baru yang dapat tercipta, mulai dari bidang kuliner, jasa, hingga produk lokal. Semua ini akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan memajukan sektor pariwisata di Yogyakarta.

  • Sumber Daya yang Digunakan

  1. Manusia: Warga lokal sebagai pengelola, penjual, Juru Parkir

Dengan adanya wisata watu gagak masyarakat sekitar dapat berjualan aneka makanan dan minuman di Lokasi watu gagak seperti: sosis bakar, gorengan, tempura, nasi kucing, nasi goreng dan anekan makanan dan minuman lainnya. Seperti yang dikatakan ibu Mariani (38) penjual makanan sosis bakar. “adanya desa wisata watu gagak ini berpengaruh dalam usahanya meningkatkan ekonomi ya sedikit demi sedikit, sejauh ini tidak ada kendala dalam dalam menjalankan usahanya”. Selain pedagang, warga setempat juga berperan sebagai juru parkir, yang bertugas untuk mengatur area parkir dan memberikan pelayanan yang baik kepada para pengunjung. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan kendaraan tertata dengan rapi dan aman, sehingga para wisatawan merasa nyaman meninggalkan kendaraan mereka saat menikmati waktu berwisata. Peran ini sangat penting untuk menciptakan kesan positif bagi para pengunjung dan mendorong mereka untuk kembali berkunjung di masa mendatang.Keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam berbagai aspek pengelolaan Desa Wisata Watu Gagak tidak hanya memperkuat perekonomian lokal, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap kawasan wisata ini. Melalui kerja sama yang baik antara masyarakat dan pengelola, Watu Gagak sukses berkembang menjadi destinasi yang tidak hanya menampilkan keindahan alam, tetapi juga memberdayakan masyarakat di sekitarnya.

  1. Alam: Perbukitan dan pemandangan sebagai daya tarik utama.

Awalnya hanya bukit tinggi aau hutan alias alas yang tandus dan kering kemudian sekelompok warga bergotong royong untuk membersihkan, dan menata hingga akhirnya jadi wisata watu gagak. Desa Wisata Watu Gagak menyuguhkan keindahan alam perbukitan yang menjadi magnet utama bagi para pengunjung. Dulunya, kawasan ini hanya berupa bukit tinggi yang kering, dengan hutan atau alas berbatu dan dihuni oleh burung gagak. Namun, berkat kerja sama masyarakat setempat, daerah ini telah diubah menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi. Warga sekitar bahu-membahu membersihkan area, dan secara bertahap membangun fasilitas pendukung sehingga kawasan ini berubah menjadi seperti sekarang. Salah satu daya tarik utama Watu Gagak adalah pemandangan memukau yang bisa dinikmati di berbagai waktu. Pada sore hari, pengunjung dapat menyaksikan keindahan matahari tenggelam (sunset) yang menakjubkan, dengan langit berwarna jingga dan panorama perbukitan yang mempesona. Sementara itu, di malam hari, suasana semakin menawan dengan kerlip lampu dari Bantul dan sekitarnya yang terlihat dari puncak bukit. Pemandangan ini sering kali menjadi alasan bagi pengunjung untuk kembali, demi merasakan suasana romantis dan menenangkan. Lebih dari itu, kawasan ini juga menawarkan hiburan dalam bentuk live music yang semakin menambah kehangatan suasana, terutama di malam hari. Pengunjung dapat bersantai menikmati alunan musik sambil menikmati indahnya pemandangan malam, sehingga menciptakan pengalaman wisata yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kemudian jika sore hari bisa menikmati matahari tenggelam/sunset, jika malam hari bisa melihat kerlap-kerlip pemandangan wilayah Bantul dan sekitarnya, juga bisa menikmati adanya live music. Ibu Latifa (35) selaku penjual makanan. “Awalnya hanya alas bebatuan yang dihuni burung gagak kemudian warga membenahi dan mendapat dana keistimewaan. watu gagak sudah lama dari sebelum covid, para penjual makanan yang ada disini dari warga sini”. Dengan kombinasi antara pesona alam yang menawan, suasana yang damai, serta beragam fasilitas pendukung, Watu Gagak menjelma menjadi tujuan wisata yang menarik bagi pelancong lokal maupun luar daerah. Keberhasilan pengembangan kawasan ini merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi masyarakat serta dukungan pemerintah dapat menghadirkan tempat wisata yang tidak hanya menawan, tetapi juga bermanfaat bagi segala pihak.

  1. Fasilitas: Anak tangga, panggung live music, kios kuliner, dan lampu dekorasi.

Di wisata watu gagak juga ada tangga yang merupakan fasilitas utama untuk memudahkan pengunjung mengakses puncak bukit. Didesain dengan mengutamakan kenyamanan dan keamanan, Panggung ini yang menjadi titik fokus hiburan malam Wisata Watu Gagak. Desa Wisata Watu Gagak menyediakan beragam fasilitas yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan pengalaman para pengunjung. Salah satu fasilitas utama yang menjadi unggulan adalah anak tangga yang dibangun dengan desain yang mementingkan kenyamanan dan keamanan. Tangga ini sangat membantu pengunjung dalam menjelajahi kawasan wisata, terutama dalam mencapai puncak bukit yang merupakan daya tarik utama. Dengan adanya anak tangga ini, semua kalangan, termasuk keluarga yang membawa anak-anak, dapat lebih mudah dan aman menikmati keindahan alam di kawasan Watu Gagak.

Selain itu, terdapat panggung live music yang berfungsi sebagai pusat hiburan, terutama di malam hari. Panggung ini dirancang untuk menciptakan suasana yang hangat dan romantis bagi pengunjung, dengan pertunjukan musik live dan akustik yang dijadwalkan secara rutin. Hiburan ini tidak hanya menambah nilai bagi pengalaman wisatawan, tetapi juga mempererat interaksi antara pengunjung dengan budaya lokal melalui seni musik. Suasana yang diciptakan oleh panggung ini mampu memberikan kesan santai sekaligus menyenangkan, tanpa mengurangi keindahan alam di sekitarnya. Pertunjukan musik live dan akustik sering diadakan di sini, memberikan pengunjung suasana hangat dan romantis. Lokasi ini bertujuan untuk menciptakan suasana santai sekaligus menjaga keindahan alam sekitarnya. Area kuliner melayani kebutuhan makan dan minum pengunjung. Warung makan yang dikelola masyarakat setempat menawarkan berbagai jajanan khas daerah

Fasilitas kuliner pun menjadi daya tarik tersendiri di Watu Gagak. Area kios kuliner dikelola oleh masyarakat setempat, menyajikan berbagai jajanan khas daerah yang menggugah selera, seperti wedang uwuh, aneka jenis ubi, dan makanan tradisional lainnya. Kehadiran kios ini tidak hanya memenuhi kebutuhan makan dan minum para pengunjung, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga desa. Dengan demikian, fasilitas ini berkontribusi secara langsung terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat melalui peluang bisnis di sektor pariwisata.

Untuk menambah keindahan dan kenyamanan, lampu-lampu dekoratif dipasang di berbagai sudut kawasan wisata, termasuk sepanjang jalan menuju lokasi dan di sekitar panggung hiburan. Lampu-lampu ini tidak hanya berfungsi sebagai penerang, tetapi juga menciptakan suasana yang menarik dan menawan, terutama pada malam hari. Cahaya lampu yang memancar mempercantik pemandangan dan membuat suasana lebih hidup, sehingga memberikan pengalaman yang berkesan bagi setiap pengunjung.Dengan kombinasi fasilitas yang lengkap dan berkualitas ini, Wisata Watu Gagak tidak hanya menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi, tetapi juga mencerminkan upaya serius dalam memberikan kenyamanan, melestarikan budaya, dan mendukung perekonomian lokal. Fasilitas ini tidak hanya mendukung wisatawan tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat desa melalui peluang bisnis. Kemudian ada lampu-lampu yang memperindah.

  1. Keuangan: Dana Desa, Dana Keistimewaan.

Awalnya masyarakat kerja bakti dengan swadaya kemudian mengajukan dana keistimewaan Dibangun sejak tahun 2019 dan sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, destinasi ini akhirnya selesai dibangun pada tahun 2023 dengan total anggaran yang mencapai Rp510 juta yang bersumber dari Dana Keistimewaan. Dan juga mendapat support dari pemda Bantul dengan melaksanakan aspal jalan dan juga lampu dipinggir jalan naik menuju wisata watu gagak. Seperti yang dikatan bapak iping “awale kelompok swadaya mbak terus akhire ngajukke dana is”. Proyek ini dimulai pada tahun 2019, namun sempat mengalami penundaan akibat pandemi COVID-19 yang melanda. Setelah melewati proses yang cukup panjang, pembangunan Desa Wisata Watu Gagak akhirnya berhasil diselesaikan pada tahun 2023 dengan total anggaran mencapai Rp510 juta, yang sepenuhnya bersumber dari Dana Keistimewaan. Dana ini digunakan untuk membangun berbagai fasilitas utama yang mendukung daya tarik kawasan wisata.Selain itu, Pemerintah Daerah Bantul memberikan dukungan yang signifikan dalam pengembangan infrastruktur pendukung. Pemda Bantul melaksanakan pengaspalan jalan menuju lokasi wisata dan memasang lampu penerangan di sepanjang jalur menuju kawasan Watu Gagak. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan akses menuju lokasi, tetapi juga meningkatkan keamanan bagi pengunjung, terutama pada malam hari.Kombinasi antara swadaya masyarakat dan bantuan dari pemerintah mencerminkan semangat gotong royong yang kuat dalam pengembangan Desa Wisata Watu Gagak. Dengan adanya dukungan finansial dan infrastruktur ini, kawasan wisata tidak hanya menjadi lebih mudah dijangkau, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk memberikan pengalaman yang nyaman dan berkesan bagi para pengunjung.

  • Kerjasama dengan Kemitraan

Kerja Sama dengan Mitra untuk Mendukung Kegiatan Seni dan Kuliner Lokal Desa Wisata Watu Gagak terus berinovasi untuk meningkatkan daya tariknya melalui kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk komunitas seni lokal. Salah satu program unggulannya adalah kolaborasi dengan Himpunan Artis Keroncong Indonesia (HAMKRI) dan Dana Keistimewaan untuk mengadakan pentas seni musik keroncong. Acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal serta mendukung perkembangan sektor pariwisata di kawasan tersebut. Pentas seni ini tidak hanya menghadirkan musik keroncong sebagai warisan budaya yang khas, tetapi juga menyajikan berbagai genre musik melalui pertunjukan live yang interaktif dan menarik bagi pengunjung dari berbagai kalangan.Selain sebagai ajang pelestarian budaya, kegiatan ini diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan dari luar daerah. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung, Desa Wisata Watu Gagak memiliki peluang untuk lebih dikenal di tingkat nasional, memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi, terutama bagi masyarakat setempat yang bergantung pada sektor pariwisata.Tidak hanya dalam bidang seni, kerja sama ini juga mencakup dukungan kepada pelaku usaha kuliner lokal. Salah satu daya tarik kuliner di Watu Gagak adalah penyajian jajanan khas seperti wedang uwuh, minuman tradisional yang kaya akan rempah-rempah dan bermanfaat bagi kesehatan, serta berbagai makanan tradisional seperti aneka ubi-ubian dan kacang-kacangan. Hidangan ini disediakan dengan harga yang terjangkau, memberikan pengalaman unik bagi pengunjung untuk menikmati cita rasa khas daerah.Melalui sinergi antara seni dan kuliner lokal ini, Desa Wisata Watu Gagak tidak hanya memperkaya pengalaman wisata para pengunjung, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat setempat dan mempromosikan potensi budaya lokal di panggung yang lebih luas. Upaya ini menggambarkan komitmen untuk menjadikan kawasan wisata ini sebagai destinasi yang menarik, bermanfaat, dan berkelanjutan.

  • Inovasi yang dilakukan

Pengelolaan sampah: Menurut saya pengelolaan sampah di Wisata Watu Gagak memerlukan peningkatan, salah satunya dengan menyediakan tempat sampah yang terpisah untuk sampah organik dan anorganik pada berbagai titik strategis di kawasan wisata. Saat ini, sampah sering kali tercampur antara organik dan anorganik, sehingga pengelolaan yang lebih teratur sangat diperlukan. Sampah organik yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos yang berguna dalam perawatan tanaman hias di sekitar area wisata. Dengan demikian, selain menjaga kebersihan, langkah ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

Aktivas media sosial: Menurut saya pengelolaan akun media sosial seperti Instagram @watu_gagak juga perlu ditingkatkan. Saat ini, konten yang diunggah cukup jarang, sehingga memperbaharui akun dengan lebih sering mengunggah foto, video, dan informasi terkini tentang kegiatan di Wisata Watu Gagak akan membuat pengunjung lebih tertarik dan terus mengikuti perkembangan wisata ini. Update yang lebih rutin dapat membantu menarik lebih banyak wisatawan dan mempromosikan berbagai atraksi yang ada di lokasi wisata.

Peta Model Pemberdayaan

Hasil dan Dampak

  • Indikator Kerja

  1. Jumlah kunjungan wisatawan per bulan: untuk ju,lah di wisata watu gagak tidak dihitung dalam perbulan tetapi yang berkunjung lumayan cukup banyak. Namun, secara umum, kawasan ini cukup ramai dengan pengunjung, terutama pada akhir pekan serta hari libur nasional. Banyaknya wisatawan yang datang mencerminkan daya tarik destinasi ini, baik bagi masyarakat lokal maupun dari luar daerah. Situasi ini menggambarkan potensi yang besar untuk terus mengembangkan kawasan wisata agar semakin diminati oleh wisatawan.

  1. Peningkatan pendapatan masyarakat local: Jika dilihat dari pengahasilan tukang parkir dalam sehari RP. 200.000 - RP. 500.000 perhari. Tergantung pada jumlah pengunjung yang datang, pendapatan ini mencerminkan dampak positif dari meningkatnya jumlah wisatawan, yang turut memberikan kontribusi pada ekonomi lokal. Di samping tukang parkir, masyarakat setempat yang terlibat dalam beragam kegiatan, seperti berjualan makanan dan minuman, juga merasakan manfaat ekonomi yang signifikan dari keberadaan wisata ini.


  1. Tingkat kepuasan wisatawan berdasarkan wawancara: dari hasil wawancara yang dilakukan dengan saudara Aini (18) “Pertama kali mengetahui desa wisata Watu Gagak ialah ketika acara jalan sehat desa tersebut. Jujur tempat wisata ini lebih nyaman dinikmati ketika malam telah datang, atau ketika suasana mendung untuk mengurangi panas matahari. Suasana yang dipamerkan oleh Watu Gagak juga akan lebih mendukung ketika malam hari. Tetapi akses jalan menuju Watu Gagak terutama saat menanjak sedikit kurang pencahayaan mengingat sekitar jalan tersebut kebanyakan berupa semak-semak. Adanya warung yang hanya menerima penjual dari desa tersebut sangat membantu para warga desa dalam memanfaatkan wisata tersebut. Selain itu live musik yang diadakan dapat menambah nyaman para pengunjung. Desa wisata Watu Gagak sangat cocok untuk masyarakat yang ingin merasakan malam Minggu ditemani pemandangan Jogja terutama Bantul pada malam hari. Tiket masuk yang tidak dibanderol dan hanya membayar parkir sangat memudahkan mahasiswa yang sedang dilanda akhir bulan seperti saya. Tempat ini bagus untuk setiap kalangan, karena belum terlalu dikenal oleh masyarakat luar daerah”.

  • Dampak pada Komunitas

  1. Ekonomi: Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui lapangan kerja baru.

Wisata Watu Gagak telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Sebelumnya, banyak warga yang bergantung pada pertanian musiman dengan hasil yang terbatas karena kondisi lahan yang tandus. Namun, sejak dikembangkan menjadi destinasi wisata, peluang ekonomi baru mulai terbuka.Banyak warga yang kini beralih profesi menjadi pelaku usaha di lokasi wisata, seperti pedagang jajanan khas, pengelola area parkir, dan pemandu wisata. Selain itu, keberadaan kios-kios kuliner yang dikelola memberikan sumber pendapatan tambahan bagi keluarga lokal. Bahkan, generasi muda juga mulai terlibat sebagai musisi dalam program live music atau membantu dalam promosi digital wisata melalui media sosial. Dengan adanya lapangan kerja baru ini, pendapatan masyarakat meningkat secara signifikan, sehingga ekonomi lokal menjadi lebih stabil dan berkelanjutan.

  1. Sosial: Meningkatkan rasa kebersamaan warga melalui pengelolaan wisata bersama.

Wisata Watu Gagak bukan hanya sekadar destinasi wisata namun jua sebagai simbol kebersamaan rakyat desa. Sejak awal, pengelolaan wisata ini dilakukan secara gotong royong sang warga setempat. Proses pengembangan, misalnya pembangunan jalur anak tangga, penataan lingkungan, & pengelolaan fasilitas, dilakukan beserta menggunakan semangat kerja kolektif. Kegiatan-aktivitas yg berlangsung pada lokasi wisata, misalnya live music & event komunitas, jua sebagai ajang bagi rakyat buat saling berinteraksi & bekerja sama. Selain itu, wisata ini jua menaikkan pujian rakyat terhadap desanya, lantaran mereka berhasil mengganti huma yg nir produktif sebagai loka wisata yg ramai dikunjungi. Kebersamaan ini mempererat interaksi sosial antarwarga namun jua mendorong rasa tanggung jawab beserta pada menjaga & menyebarkan Wisata Watu Gagak.

  1. Lingkungan: Mengubah lahan tandus menjadi area produktif yang hijau.

Sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, lokasi Wisata Watu Gagak dulunya merupakan lahan tandus yang jarang dimanfaatkan, kecuali hanya untuk menanam tanaman musiman seperti kacang pada musim kemarau. Dengan adanya inisiatif dari warga untuk mengembangkan kawasan ini menjadi tempat wisata, lahan tersebut kini telah mengalami transformasi yang sangat signifikan.Berbagai upaya penghijauan telah dilakukan, termasuk penanaman pohon dan tanaman hias, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan nyaman bagi para pengunjung. Infrastruktur yang dibangun, seperti jalur anak tangga dan fasilitas wisata, dirancang dengan mempertimbangkan kelestarian alam. Selain itu, pengelolaan sampah di area wisata juga dilakukan secara aktif untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Sebagai hasilnya, kawasan yang dulunya tidak produktif kini telah berkembang menjadi area yang memberikan manfaat tidak hanya dari segi lingkungan tetapi juga sosial dan ekonomi.

  • Kisah Sukses atau Testimoni

Seperti yang dikatakan ibu Mariani (38) penjual makanan sosis bakar. “Adanya desa wisata watu gagak ini berpengaruh dalam usahanya meningkatkan ekonomi ya sedikit demi sedikit, sejauh ini tidak ada kendala dalam dalam menjalankan usahanya”. Berkat adanya wisata ini, usaha kecil seperti miliknya mendapatkan lebih banyak pelanggan, khususnya dari para pengunjung yang ingin menikmati makanan ringan sambil menghabiskan waktu di kawasan tersebut. Ibu Mariani sangat bersyukur karena kesempatan ini berkontribusi pada peningkatan penghasilan keluarga dan mendukung pertumbuhan usaha kecil di daerah itu.

Seperti yang dikatakan saudari Nisa (21) sebagai pengunjung Watu Gagak “Mengetahui desa wisata ini dari rekomendasi teman, tempatnya nyaman terus luas juga jajanannya juga masih terjangkau, banyak fasilitas baru dari sebelumnya terus lebih nyaman dari sebelumnya, untuk pengalaman berkunjung disini tempatnya nayaman bersih juga dekat dari rumah jadi masih menyenangkan untuk dikunjungi”. Bagi Nisa, Desa Wisata Watu Gagak bukan sekadar tempat untuk bersantai, melainkan juga merupakan lokasi yang ideal untuk menikmati suasana alam, mencoba kuliner lokal, serta merasakan fasilitas yang selalu diperbarui. Pengalaman positif yang dirasakan Nisa menjadi bukti bahwa pengelolaan wisata ini sukses menciptakan kesan yang baik bagi para pengunjung, sehingga mereka ingin kembali lagi di kemudian hari.

Kisah sukses ini menunjukkan bahwa Desa Wisata Watu Gagak tidak hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga memberikan pengaruh sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar sambil menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya.

Tantangan dan Cara Mengatasinya

  • Tantangan Utama

Perubahan cuaca yang dapat memengaruhi kunjungan wisatawan: Karena Wisata Watu Gagak adalah destinasi wisata alam, perubahan cuaca menjadi tantangan yang signifikan. Pada musim hujan, akses menuju lokasi wisata yang berada di perbukitan bisa menjadi lebih sulit, terutama jika jalurnya menjadi licin atau mengalami kerusakan. Hal ini dapat mengurangi kenyamanan serta keselamatan para pengunjung. Di samping itu, cuaca buruk, seperti hujan deras atau kabut tebal, dapat mengurangi daya tarik utama dari wisata ini, yaitu pemandangan matahari terbenam (sunset) atau lampu kota di malam hari. Cuaca ekstrem juga dapat mengganggu acara live music atau aktivitas luar ruangan lainnya yang merupakan salah satu daya tarik wisata ini. Perubahan jumlah kunjungan akibat kondisi cuaca berpengaruh pada pendapatan dari sektor pariwisata.

Keterbatasan Modal Awal: Pada tahap awal pengembangan, warga melaksanakan proses ini secara swadaya dengan modal yang terbatas. Untuk membangun fasilitas dasar seperti jalur anak tangga, kios kuliner, dan panggung live music, diperlukan biaya yang cukup lumayan. Oleh karena itu, warga harus mencari dukungan dana tambahan melalui program Dana Keistimewaan Yogyakarta, yang memerlukan waktu serta melewati proses administratif yang cukup panjang.

Tantangan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat: Tidak semua anggota masyarakat memiliki keterampilan atau akses yang memadai untuk terlibat langsung dalam pengelolaan wisata. Kondisi ini menimbulkan tantangan dalam upaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui berbagai pelatihan dan pendampingan yang disediakan. Selain itu, tantangan lain yang harus dihadapi adalah bagaimana menjaga kerukunan di antara masyarakat, guna memastikan bahwa seluruh pihak dapat memperoleh manfaat secara adil dari keberadaan industri wisata tersebut.

  • Strategi Mitigasi

Menyediakan aktivitas alternatif di dalam ruangan saat cuaca buruk: Wisata Watu Gagak dilengkapi dengan fasilitas pendopo atau joglo yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai tempat berteduh saat cuaca tidak bersahabat, seperti saat gerimis atau hujan. Dengan adanya tempat perlindungan yang nyaman ini, pengunjung dapat tetap menikmati suasana wisata meskipun kondisi cuaca kurang mendukung. Di samping itu, pengelola juga dapat menawarkan berbagai aktivitas alternatif di dalam ruangan guna memastikan pengalaman wisata tetap menarik dan menyenangkan bagi para pengunjung.

Pengelolaan lingkungan berkelanjutan: Sebagai upaya untuk melestarikan alam, Wisata Watu Gagak telah melaksanakan program penghijauan yang melibatkan banyak pihak, termasuk Trubus Bina Swadaya dan Bupati Bantul, Bapak Halim. Area yang dulunya tandus dan kering kini telah dihijaukan dengan berbagai jenis pohon yang ditanam. Inisiatif ini tidak hanya membuat kawasan wisata menjadi lebih asri, nyaman, dan sejuk, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Program ini berkontribusi dalam menjaga kualitas udara dan sekaligus meningkatkan daya tarik wisata alam bagi pengunjung. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Wisata Watu Gagak dalam mendukung kelestarian alam dan keindahan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran dan Rekomendasi

  • Pembelajaran Utama

Pelibatan masyarakat sejak awal pengembangan sangat penting untuk keberhasilan jangka Panjang: Peran aktif masyarakat lokal menjadi salah satu faktor utama pendukung keberhasilan pengembangan pariwisata Huatu Gagak. Dengan semangat gotong royong, warga bersama-sama memimpin upaya menyulap lahan yang awalnya tidak produktif dan tandus menjadi destinasi wisata yang menarik. Selain membantu membangun fasilitas seperti tangga, pertokoan, dan panggung live, warga juga membantu menjaga kebersihan, mempromosikan pariwisata, dan memberikan berbagai layanan kepada pengunjung. Semangat gotong royong ini tidak hanya mendatangkan manfaat ekonomi, namun juga mempererat ikatan sosial antar masyarakat. Proses gotong royong menimbulkan rasa persatuan dan kebanggaan terhadap desa. Lebih lanjut, keterlibatan masyarakat secara langsung memastikan bahwa manfaat wisata ini dapat dirasakan secara merata oleh semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat tidak hanya berperan dalam membangun infrastruktur, namun juga menjadi landasan penting dalam menciptakan keberlanjutan dan keselarasan sosial.

Promosi melalui media sosial efektif untuk menarik wisatawan muda: Pemanfaatan media sosial, terutama platform populer seperti Instagram, telah terbukti sebagai salah satu strategi yang efektif untuk menarik perhatian wisatawan dari beragam kalangan. Dengan mengunggah foto-foto menarik dari spot wisata, keindahan alam, fasilitas, serta momen-momen spesial seperti live music di Wisata Watu Gagak, akun Instagram resmi tempat wisata ini berhasil menarik minat banyak orang untuk datang berkunjung. Tidak hanya itu, unggahan ini sering kali dibagikan ulang oleh para pengunjung, yang secara tidak langsung berfungsi sebagai promosi tambahan dan memperluas jangkauan wisata tanpa membutuhkan biaya besar.Strategi pemasaran digital ini menunjukkan bahwa promosi melalui media sosial sangat penting di era modern, terutama untuk menjangkau generasi muda yang aktif di dunia digital. Melalui platform seperti Instagram, informasi mengenai Wisata Watu Gagak dapat dengan cepat tersebar ke berbagai daerah dan bahkan menjangkau wisatawan dari luar kota. Oleh karena itu, penggunaan media sosial bukan hanya sekadar alat untuk memperkenalkan tempat wisata, tetapi juga sebagai cara yang efektif untuk menciptakan daya tarik yang kuat dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

  • Rekomendasi untuk Replikasi atau Peningkatan

  1. Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata, pelayanan kepada pengunjung, serta manajemen usaha kecil akan berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan dan mendukung perekonomian setempat. Program-program pelatihan ini dapat mencakup penguasaan bahasa asing bagi para pedagang dan petugas, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan internasional.

  2. Peningkatan Promosi Wisata: Melakukan promosi melalui platform media sosial seperti Instagram yang lebih sering atau bahkan dengan membuat website resmi dapat membantu memperkenalkan wisata Watu Gagak kepada khalayak yang lebih luas. Selain itu, penyelenggaraan acara rutin seperti festival seni atau bazar kuliner juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung.

Kesimpulan

Wisata Watu Gagak merupakan contoh bagaimana potensi alam yang sebelumnya belum dimanfaatkan dapat diubah menjadi peluang ekonomi yang signifikan melalui inisiatif dan kerjasama masyarakat. Dari lahan tandus yang sebelumnya hanya digunakan untuk menanam kacang tanah, masyarakat setempat berhasil mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi wisata yang menarik. Pembangunan yang dilakukan secara mandiri dan bertahap, didukung oleh dana dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menjadikan Wisata Watu Gagak sebagai lokasi yang menarik bagi wisatawan lokal dan internasional.Wisata Watu Gagak tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Banyak penduduk yang sebelumnya bertani musiman kini beralih menjadi pelaku usaha di sektor pariwisata, seperti penjual makanan, tukang parkir, hingga pengelola fasilitas. Hal ini menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan prinsip SDGs 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan juga SDG’S 15 yaitu ekosistem darat yaitu memanfaatkan lahan yang tandus, bebatuan, kering di ubah menjadi wisata yang bermanfaat dan juga swadaya bina melakukan penanam bebrapa pohon di wilayah wisata watu gagak agar menjaga kelestariannya. Dengan berbagai daya tarik seperti pemandangan matahari terbenam, live music, dan kuliner lokal, Wisata Watu Gagak terus berkembang dan berpotensi untuk menjadi destinasi wisata yang semakin dikenal. Selain itu, upaya berkelanjutan dalam pengelolaan dan pengembangan fasilitas akan semakin memperkuat posisi wisata ini dalam mendukung perekonomian lokal dan pariwisata Yogyakarta secara keseluruhan. Wisata Watu Gagak menunjukkan bagaimana kolaborasi dan kreativitas dapat menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat serta lingkungan sekitarnya.