Sosiologi Agama Mendukung SDGs 15 Tentang Kolaborasi Warga Dan PUPR Dalam Mewujudkan Pembangunan Embung Tambakboyo Untuk Kesejahteraan Masyarakat
“ MONITORING DAN EVALUASI PEMBELAJARAN/BEST PRACTICE SDG’S PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN”
Oleh : Hafidzoh Amalia Sholehah ( 22105040076 )
Judul Laporan
" Kolaborasi Warga Dan PUPR Dalam Mewujudkan Pembangunan Embung Tambakboyo Untuk Kesejahteraan Masyarakat."
Ringkasan Eksekutif
Embung Tambakboyo merupakan embung di Kabupaten Sleman dengan luas 7,8 ha yang berhasil berdiri berkat adanya kesepakatan dan ide dari 3 desa yaitu desa wedamartani, maguwoharjo, condongcatur bersama dengan BBWSSO untuk membantu merealisasikan keinginan masyarakat. Embung Tambakboyo saat ini dimanfaatkan sebagai area konservasi air, sebagai track untuk jogging, bersepeda, dan memancing, juga sebagai tempat wisata air dijogja serta wadah untuk meningkatkan ekonomi warga. Saat ini potensi wisata embung belum dikelola dengan maksimal dan hanya sebatas untuk penampungan air, adanya sampah di beberapa titik, belum adanya parkir khusus serta fasilitas penunjang wisata belum maksimal. Pengembangan Embung Tambakboyo sebagai kawasan wisata merupakan sebuah cara untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki sekaligus turut meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
Latar Belakang dan Tujuan
-
Latar Belakang : Pertumbuhan pemukiman di sekitar derah aliran sungai tambakboyo yang semakin padat mengakibatkan terganggu nya keseimbangan kualitas air terganggu sehingga membuat daerah resapan air menyempit dan juga membatasi pengisian kembali air tanah, eksploitasi air semakin meningkat karna air tanah yang sudah di isi tadi justru dipakai untuk membuat sumur-sumur dangkal untuk kebutuhan air sehari-hari, selain itu juga banyak nya pengerukan pasir illegal." kalau semisalkan kemarin tetap ditambang/dikeruk gitu jadinya malah kering ya pak ", " iya jadi emang harus di gali ini soalnya juga banyak walletnya, banyak sedimennya kalo yang ngeruk pasir itu dulu ada dari orang sini, ada juga dari orang luar dan ngga ada izin sama sekali kalo mau ngeruk pasir disini itu dulunya, juga karna dulu tanah ini bukan milik bersama, makanya terus dibuatkan embung ini ". Jadi awal mula bisa terbentuk embung tambakboyo ini berasal dari ide warga setempat yang ingin memanfaatkan lahan kosong daripada tanahnya dikeruk oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan juga membuat keamanan masyarakat sekitar terganggu jadi mereka sepakat untuk didirikan embung ini secara jogja itukan terkenal dengan wisata alam nya meskipun embung ini dekat dengan perkotaan juga tapi justru menurut saya malah bagus kalau semisalkan dekat dengan kota jadi masyarakat luar jogja ataupun turis asing kalau ingin mencari tempat wisata yang masih ada rasa alam dan berhubungan dengan air malah lebih dekat karna kalau mau ke kota juga dekat jadi tetep bisa berwisata kealam tapi juga mengeksplor wisata yang ada di perkotaan. Selain itu sebelum direalisasikan menjadi embung ada juga studi penelitiannya informasi ini peneliti dapatkan berdasarkan dari buku yang diberikan oleh pengelola resmi yaitu bapak suparno selaku pengelola dan juga pegawai di Lembaga BBWSSO yang didalamnya ditulis bahwa berdasarkan hasil studi "Survei dan Pengolahan Data Sumber Daya Air Propinsi DIY (PT. Indra Karya, 1996) dan "Survei Pemetaan Bantaran Sungai Winongo, Code, Gajahwong dan Tambakbayan " (PT. Puser Bumi, 1999), diketahui adanya potensi untuk membangun embung dengan membendung Sungai Tambakbayan di Dusun Tambakboyo. Rencana pembuatan embung ini bersinergi dengan program Pemerintah Kabupaten Sleman yang berencana untuk membuat taman rekreasi bernuansa air (Taman Wisata Air) yang akrab dengan lingkungan. Nah selain memang untuk membantu warga mengurangi pengerukan liar tapi juga selaras dengan program dari pemerintahan sleman jadi bisa dilihat bahwa adanya embung memiliki manfaat dari segala sisi.
-
Tujuan : Pemberdayaan ini bertujuan untuk mendukung SDG 15 yang dimana embung tambakboyo sendiri dibangun sebagai sebuah infrastruktur air, secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan ekosistem daratan, dari situ peneliti mengambil implementasi ke embung ini, dimana embung ini dapat dimanfaatkan untuk membantu memelihara ekosistem DAS ditambak bayan dengan mengurangi kerusakan lainnya yang diakibatkan dari aliran arus air yang tidak terkendali seperti erosi, sedimentasi, serta menjaga ekosistem di daerah resapan air, kalau membahas tentang erosi jadi teringat waktu kemarin wawancara bersama pengelola disana itu bertepatan dengan pembangunan tembok pembatas didekat embung kenapa dibangun tembok lagi karna ternyata waktu masih musim hujan kemarin itu tanah yang ada disamping-samping embung itu sempet longsor dan tanah nya jatuh ke embung kalau menurut pengelola disana, pak suparno mengatakan kalau dibiarkan terus menerus nanti menganggu ekosistem dan kebersihan air di embung jadi dibuatlah tembok itu untuk menjadi pembatas agar ketika musim hujan tanah disamping tidak langsung jatuh kebawah. Selain itu pembangunan embung juga dapat menjadi tempat tinggal bagi flora fauna lokal seperti disana itu banyak ditumbuhi oleh pepohonan dan juga rumput rumput liar apalagi jika ada bangunan yang sudah lama kosong banyak sekali ditumbuhi rumput liar yang tinggi-tinggi selain itu embung ternyata juga cocok untuk dijadikan tempat berjalan-jalan santai bagi hewan peliharaan seperti kemarin kami bertemu dengan hewan anjing peliharaan yang sedang diajak jalan-jalan oleh pemiliknya dan juga didalam embungnya sendiri terdapat banyak ikan dibuktikan dengan banyaknya pemancing yang berdatangan, dan yang terakhir dengan adanya embung dapat difungsikan sebagai sumber air untuk menghijaukan tumbuhan dan area hijau disekitar embung sehingga dapat mendukung keberlanjutan pengelolaan ruang terbuka hijau sperti yang dilakukan beberapa instasi yang melakukan acara atau demo penghijauan kembali untuk di daerah sekitar embung. Sehingga dengan adanya embung tambakboyo ini diharapkan dapat meningkatkan kelestarian sumber air dan lingkungan di daerah aliran sungai tambakboyo dan sekitarnya juga warga dapat memanfaatkan sumber air baku untuk kehidupan sehari-hari tetapi juga sebagai tempat wisata air, meningkatkan perekonomian baik di daerah maupun di masyarakat sekitar.
Deskripsi Praktik Baik atau Pembelajaran
-
Langkah-langkah Implementasi : Embung tambakboyo merupakan danau buatan untuk tadah dan menampung air yang terletak di sleman tepatnya di desa condongcatur lokasinya yang berada disegitiga emas menjadikan embung tambakboyo ramai dikunjungi. Embung Tambakboyo ini dibangun mulai 2003 akhir, selesai tahun 2008 dan diresmikan tahun 2009, Waduk seluas 7,8 hektar memiliki kapasitas 400.000 meter kubik berfungsi sebagai cadangan dan resapan air tanah untuk Bantul, Sleman dan kota Jogjakartadan juga sebagai sarana pengairan dancadangan air untuk PDAM. Nama Tambakboyo berasal dari nama sungai tambak bayan yang mengalir ke waduk ini, secara harfiah Tambak berarti kolam Boyo berarti buaya atau penafsiran lain Tambak berarti penahan dan Boyo berarti bahaya yang memiliki makna penahan dari marabahaya dengan latar belakang gunung merapi dan pepohonan yang rindang menjadikan embung ini memiliki suasana alam yang indah. “ Dulu itu ada dua aliran sungai yang terjadi tempuran dan dulu di bawahnya terdapat banyak kolam-kolam ikan yang dulu di rawat oleh masyarakat sini, terus desa ini kan ada 3 desa nih diwilayah embung, desa wedamartani, maguwoharjo, sama condongcatur, terus dari masyarakat sini karena dulu banyak penambang pasir nah masyarakat ada yang komplain nggak seneng gitu loh pada nggak mau kalau ditambang pasirnya terus dari masyarakat sendiri disini terus mengajukan usulan ke kantor kami di balai besar BBWSSO, Janti itu dia meminta kesitu untuk dibuatkan embung jadi akhirnya seperti embung ini, ini tanahnya juga masih tanah kas 3 desa tadi dan belum diserahkan ke pemerintah” sekilas cerita dari Pak Suparno pengelola embung dari Lembaga BBWSSO terkait cerita awal mula bagaimana embung tambakboyo bisa dibangun lengkapnya pak suparno juga menjelaskan lebih detail bahwa sebelumnya warga desa melaksanakan musyawarah yang dihadiri oleh masing-masing perwakilan 3 desa yaitu dari wedamartani, maguwoharjo dan condongcatur dimana mereka memiliki keresahan yang sama yaitu adanya pengerukan pasir ilegal yang sebenernya pengerukan ini juga dilakukan dari orang luar desa tapi juga dari dalam desa yang berakibat merusak tatanan tanah terutama dibagian resapan air sehingga dari warga 3 desa tadi mengirimkan usulan kepada BBWSSO yang kantornya berada dijanti untuk dibuatkan embung agar lahan yang kosong bisa terisi dan tidak lagi adanya pengerukan yang merusak tatanan tanah tadi dan jadilah embung tambakboyo yang dikenal sebagai tempat wisata air dan embung terbesar di wilayah Yogyakarta. Analisis pembangunan Embung Tambakboyo tidak hanya dilihat dari segi ekonomi saja tetapi juga dari segi sosial kemasyarakatan karena pembangunan sarana publik yang pada umumnya memiliki dampak sosial yang lebih besar. Dari beberapa fungsi yang direncanakan untuk Embung Tambakboyo terdapat 3 fungsi utama yang ingin ditonjolkan yaitu sebagai upaya untuk melindungi ekosistem alam, wisata lingkungan dan penyediaan air baku. Ketiga fungsi tersebut diharapkan dapat menjadi dampak positif yang berkelanjutan bagi pembangunan wilayah seperti peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan penduduk, pengurangan pengangguran dan peningkatan pendapatan daerah. Dengan demikian embung ini dinilai layak untuk dijadikan sarana publik.
-
Sumber Daya yang Digunakan : Pada tahap awal pembangunan semua aspek diserahkan kepada Lembaga BBWSSO yang juga bersama pemerintah pusat sebagai penyuplai dana untuk pembangunan embung tambak boyo ini, dimulai ditahun 2003 sampe akhirnya selesai ditahun 2008 proses pembuatan yang memakan banyak waktu juga dikarenakan dari pemerintah dana itu diberikan secara bertahap dan diambil juga dari dana APBN ada 6 tahap yaitu dengan rincian sebagai berikut:
1. Tahap I
: Rp. 3.499.985.034,-
2. Tahap II
: Rp. 2.597.941.412,-
3. Tahap III
: Rp. 4.343.844,884,-
4. Tahap IV
: Rp. 13.027.999.999,-
5. Tahap V
: Rp. 18.102.243.916,-
6. Tahap VI
: Rp. 9.999.990.000,-
Total Biaya
: Rp. 51.572.005.245,-
Dan 6 tahapan pembiayaan untuk embung tambakboyo ini ditanggulangi langsung oleh pemerintah pusat karena sesuai dengan besaran embung yang cukup luas oleh karena itu pengelolaan nya langsung diambil alih oleh Lembaga BBWSSO dibawah naungan kementrian PUPR agar pembangunan dapat berjalan secara optimal, karena sebelumnya sempat pernah dicoba untuk dikelola oleh pemerintah daerah sleman namun mereka tidak mampu karena jumlah embung yang besar dan sangat luas sehingga membutuhkan banyak biaya dan dari pemerintah desa kurang bisa memadai dari segi pembiayaan dan akhirnya dialihkan kembali kepada Lembaga BBWSSO untuk dikelola.
pembangunan embung sendiri memanfaatkan lahan kosong seluas 8 Ha yang meliputi tanah Dusun Jetis dan Dusun Krajan, keduanya di wilayah Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak dan Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, pembebasan tanah dilakukan oleh Pemda Kabupaten Sleman.
DATA TEKNIS PEMBANGUNAN EMBUNG TAMBAKBOYO
1. Luas genangan
: 7.8 Ha
2. Volume tampungan
: 400.000 m³
3. Keliling basah
: 2.900 m
4. Debit sungai rerata musim kemarau
: 150 l/dt
5. Jalan Inspeksi
Panjang
: 1.769 m
Lebar
: 6m
6. Kedalaman air rerata
: 7 m
7. Tipe bendungan
: Dam Konstruksi Beton (Concrete Gravity Dam) sekaligus berfungsi sebagai pelimpah.
8. Tinggi (pondasi sampai mercu) dan lebar bendungan
: H=9 m dan B = 25 m
9. Elevasi
Mercu bendung
: +147.0
Elevasi ma. banjir (Q100)
:+148.6
Elevasi tanggul bendung
: + 150.5
Elevasi tanggul embung
: +149.0
10. Kolam olak
: USBR tipe II
11. Perkuatan tebing
: Pasangan batu & beton bertulang
Embung terletak di Dusun Tambakboyo, dihilir pertemuan antara sungai tambakboyo dan sungai buntung, sedangkan aliran arus air melewati Desa Wedamartani dan Desa Condongcatur.
-
Proses Pembuatan Embung Tambakboyo
-
Kerja Sama dan Kemitraan : Dalam membangun embung ini warga bekerjasama dengan BBWSSO dibawah naungan kementrian PUPR dan yang menjaga embung dari pihak BBWSSO sendiri berjumlah 5 orang : 1. Bpk Suparno, pengelola dari pihak BBWSSO (narasumber wawancara), 2. Bpk Satpam 3. 3 teman Pak Suparno dari pihak BBWSSO yang pada saat itu sedang bertugas membersihkan area sekitar embung. Tugas BBWSSO sendiri hanya sebatas pada perawatan dengan cara membersihkan sampah, membersihkan rumput, dan juga pada perbaikan ketika terjadi kerusakan disekitar embung karna dari masyarakat pun menyerahkan sepenuh nya kepada pihak BBWSSO ini, namun dari pihak bbwsso tidak termasuk kedalam bagian yang mengurusi lapak warung, parkiran ataupun tiket masuk karena dari pihak BBWSSO sendiri tidak memperbolehkan untuk menerima uang sewa ataupun hasil yang didapatkan dari warga setempat. Selain itu BBWSSO juga bertanggungjawab terhadap struktur dan juga desain dari embung mulai dari mengolah dan menggali tanah kosong tersebut yang melalui beberapa tahapan dimulai dengan membendung bagian bawah sungai tambakboyo ini atau yang disebut dengan kolam olak yang berfungsi untuk menghancurkan gelombang agar tidak menggerus pasir yang berada dibawah bendungan jadi arus air tidak langsung keluar begitu saja akan tetapi dipantulkan agar bisa tergenang keatas terlebih dahulu dan beberapa tahap lainnya seperti membangun dinding agar kuat untuk menahan air serta mengatur arus air agar terus mengalir tanpa hambatan hingga akhirnya dapat menjadi embung, jadi embung ini berasal dari lahan tanah dan pasir yang kosong lalu diolah dan dimodifikasi sesuai dengan struktur yang benar hingga akhirnya menjadi embung yang dapat dimanfaatkan view nya.
-
Inovasi yang Dilakukan : Dapat menciptakan lapak untuk berjualan secara gratis. " di sekitar sini itu selain masyarakat pengennya dibuat embung tapi apa Mereka tuh memanfaatkan untuk hal yang lain juga pak? " " Manfaatnya banyak, yang pertama sebagai tempat rekreasi, tempat wisata, tempat bermain, olahraga, untuk menambah perekonomian karna sekarang setiap sore itu rame orang berdagang dan yang berdagang disitu " . Kebanyakan lapak disana sudah di isi oleh para PKL yang sudah menetap dari dulu, warung-warung disekitar embung juga dibuka setiap hari dimulai dari pagi sampai malam, tetapi puncak keramaiannya terjadi di sore hari mulai dari jam 3 atau setengah 4, untuk biaya sewa lapak, parkiran dan tiket masuk disana dari pihak BBWSSO tidak memunguti biaya sama sekali sehingga yang mengelola dari lapak warung, tempat parkir dan tiket masuk diserahkan semua kepada masyarakat disana untuk dikelola, jadi ketika didaerah lapak parkiran ketika sudah memasuki di jam jam sore pasti akan penuh oleh pengunjung. Dan saat peneliti melakukan wawancara pak suparno juga menjelaskan bahwa diembung sudah ditambahkan fasilitas, seperti lampu jalan karena ketika menjelang malam hari wilayah embung sangat gelap sehingga memang perlu adanya tambahan lampu jalan disekitar embung dan ditambah inovasi pada bagian samping embung yaitu tembok pembatas agar tanah dari tebing ketika longsor tidak langsung jatuh ke embung, tetapi yang paling ditonjolkan disini ialah inovasi dibidang ekonomi dimana dapat menghasilkan wadah untuk membantu perekonomian warga setempat. Sebagai tempat wisata belum ada dari pihak manapun yang bertanggungjawab atas aspek pariwisata tersebut karna hal ini merupakan tanggungjawab warga desa disekitar wilayah embung tambakboyo karna tanah tersebut masih menjadi tanah kas desa dimana yang berhak dan bertanggungjawab ialah warga desa tersebut sehingga diharapkan warga dapat melakukan inovasi baru dengan berinisiatif untuk memperindah daerah sekitar embung karna hal ini juga menjadi tanggungjawab warga desa setempat agar wisata embung tambakboyo tetap terus berjalan hingga ke tahun-tahun berikutnya, inovasi disini dapat berupa penambahan fasilitas olahraga, membuat tempat sewa sepeda ataupun menjual pernak pernik khas daerah sleman jadi jika ada turis berdatangan mereka dapat mengetahui kebudayaan khas dari salah satu daerah dijogja ini.
Peta Model Pemberdayaan
Hasil dan Dampak
-
Indikator Kinerja : Setelah adanya embung ini mulai banyak masyarakat yang menyoroti dan mengenal daerah tambakboyo yang terkenal dengan embung nya dan menjadikannya sebagai destinasi wisata ketika berkunjung ke wilayah Yogyakarta dengan jumlaha wisatawan bisa diperkiran >100 orang setiap hari nya dan juga semakin banyak nya para pedagang yang ikut meramaikan disekitar an embung didukung dengan lokasi embung yang bersebelahan dengan stadion maguwoharjo jadi ketika ada penjual yang tergusur atau kehabisan lapak didekat stadion maka akan mengalihkan ke embung tambakboyo ini karna banyaknya pengunjung para penjual ini berbondong-bondong untuk membuka lapak jualan mereka disana. Selain dari aspek ekonomi embung tambakboyo juga sering dijadikan objek penelitian bagi para mahasiswa dibuktikan dengan adanya buku tamu yang digunakan ketika ada mahasiswa ataupun instasi dan komunitas yang ingin memakai dan meneliti fasilitas yang ada di embung tambakboyo ini seperti dari instasi besar yang mengadakan penaburan bibit ikan yang disebarkan di area embung, ada juga dari mahasiswa yang pernah mengadakan camping di sekitar embung, dan banyak masyarakat yang menjadikan view dan juga jalanan disamping embung sebagai track untuk berolahraga serta jalan jalan sore atau hanya sekedar duduk santai disekitaran embung, terlebih lagi didekat embung sendiri terdapat salah satu tempat gym sehingga banyak masyarakat yang menjadikan jalan disekitar embung sebagai spot olahraga,
-
Dampak pada Komunitas : Masyarakat jadi mendapatkan tambahan penghasilan dengan membuka usaha warung ataupun berjualan dengan jenis barang yang lain yang nantinya dapat dijual dan menghasilkan tambahan penghasilan, Mengurangi pengangguran terutama bagi para remaja yang bertempat tinggal disekitaran embung bisa untuk turut ikut misalkan menjadi penjaga lapak parkir disana, ikut turun untuk membantu membersihkan dan mengumpulkan sampah yang dibiarkan berserakan disana, dan kegiatan lain yang dapat menghasilkan uang serta memiliki nilai positif sehingga embung ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, Menjadi wadah edukasi meski edukasi disini lebih banyak pada aspek penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa meski demikian embung membuktikan bahwa didaerah sana yang hanya terlihat seperti embung saja namun ternyata jika kita mau bertanya-tanya lebih dalam sebenarnya banyak hal yang bisa diambil pembelajarannya apalagi jika banyak dari pihak sekolah yang ingin melaksanakan kegiatan belajar diluar atau outdoor sangat cocok untuk dijadikan bahan belajar bagi anak-anak. Selain itu embung juga memiliki manfaat lainnya diantaranya :
-
Konservasi sumber air
-
Meningkatkan potensi wisata di Kabupaten Sleman dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
-
Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat sekitarnya
-
Menyediakan Air Baku untuk kebutuhan Domestik
Jika diteliti lebih banyak lagi ternyata embung tambakboyo telah memberikan banyak dampak dan juga manfaat baik bagi masyarakat juga bagi daerah sekitarnya.
-
Kisah Sukses atau Testimoni : Seperti pada saat kesana sudah banyak warung-warung bahkan cafe yang dibuka disekitaran embung dan jika melihat seksama ketika ada rumah yang benar-benar dibangun disamping embung tidak mungkin hanya membangun rumah saja tapi pasti disana mereka juga membuka usaha untuk berjualan disekitarnya jadi daerah embung memang akan selalu ramai dijam berapapun itu hal inilah yang dimanfaatkan warga setempat untuk membuka usaha dengan berjualan dan juga peneliti melihat dari warga disana juga cukup menikmati fasilitas yang diberikan di embung tambakboyo karna tidak terlihat juga adanya persaingan antar penjual justru saling meramaikan warung satu sama lain. Dan juga banyak yang memanfaatkan view embung untuk menambah pembeli dengan membangun café diluar area embung ataupun membangun rumah-rumah karena view yang sejuk ketika sore dan pagi hari menjadi daya tarik utama pengunjung.
Tantangan dan Cara Mengatasinya
-
Tantangan Utama : Akan tetapi dari banyaknya manfaat yang didapatkan setelah dibangunnya embung tambakboyo ini masih ada juga sisi negatif nya yang ternyata berasal dari masyarakat sekitar yang kurang memiliki rasa tanggungjawab karena merasa bahwa embung ini sudah memiliki pengelola resmi sehingga menggantungkan kebersihan sampah pada pihak BBWSSO, ketika mereka berdagang sampah akan ditinggalkan begitu saja sampai nanti menunggu untuk diangkut padahal dari pihak bbwsso sudah memberikan keringanan dengan tidak memberikan biaya sewa lapak dengan begitu diharapkan masyarakat dapat membantu dengan ikut membersihkan sampah dari warung mereka sendiri dan pada pembeli di warung mereka agar tidak membuang sampah sembarang yang nanti berimbas pada kejernihan, kebersihan air di embung karena didalam embung juga masih terdapat beberapa makhluk air seperti ikan nila, ikan red devile, dll. Namun meski demikian dari pihak bbwsso tidak memiliki hak untuk ikut mengatur kegiatan berdagang disana karena tanah tersebut masih menjadi tanah kas milik desa sehingga warga disana lah yang memiliki wewenang lebih besar kecuali jika dari pihak desa memberikan tanah tersebut kepada pemerintah maka dengan segera hal hal seperti ini akan segera digerakan untuk dilakukan pembersihan lebih lanjut.
" habis bangun embung itu ada konflik tanah gitu gak ya pak? soalnya kan tadi katanya ini masih tanah kas desa ya pak " " selama setelah dibangun embung ini belum baru ada 2 bulan yang lalu baru muncul nah kan kita memasang plang merah 2 itu ada tulisannya ' tanah milik negara ' itu dikomplain padahal itu dari dulu sudah seperti itu kalo rusak yang dibenerin aja tapi baru kemaren itu ada yang komplain yang komplain bukan dari desanya malahan dari kraton, karna kas desa itukan punya nya kraton, jadi klo di DIY tanah kas desa itu bukannya milik negara yang bagian pusat jakarta sana tapi punya nya kesultanan kraton, nah termasuk tanah ini juga cuma dikuasai oleh desa-desa dari dukuh-dukuh dipasrahi seperti itu, lha seperti itu dikomplain oleh kraton ' kok ini jadi tanah milik negara ' padahal ini tanah kesultanan ini ngga boleh, akhirnya besok itu harus dihapus harus diganti mungkin diganti papan himbauan atau apa ". Meski dari warga boleh dengan gratis memakai lapak disekitar embung namun mereka juga dikenakan pajak yang nanti dibayarkan ke kelurahan lalu akan dibagi hasil ke pihak kraton sana dengan biaya pajak sejumlah 1.000.000 tergantung luas tanahnya yang dipakai.
-
Strategi Mitigasi : Dalam mengatasi tantangan tadi terutama dibidang sampah dari pihak BBWSSO sendiri sudah melakukan adanya upaya untuk mengurangi dan mengedukasi warga yang berjualan disana untuk tetap menjaga lingkungan dilakukan upaya untuk ditempeli banyak sekali himbauan yang juga sudah dibantu untuk menambahkan papan himbauan sederhana dengan bentuk yang beragam dari mahasiswa atmajaya dan juga sudah disediakan banyak tempat sampah namun tetap saja ada masyarakat yang sadar dan ada masyarakat yang masih acuh akan tetapi tetap saja masih banyak warga yang meski sudah membaca tetap membuang sampah sembarangan dengan meninggalkan disekitar pinggiran embung dan juga telah dibuatkan tempat sampah yang juga diletakkan dibagian sisi tang sering dikunjungi namun lagi dan lagi tidak mengurangi sampah yang sudah jatuh ke bawah bagian embung, bahkan dulu pernah tempat sampah dari pihak bbwsso dibuang di embung dan dirusak. Jika ada yang ingin berdagang sangat amat diperbolehkan dan sudah pasti di izinkan cuma hanya dihimbau agar sampah nya nanti dibawa pulang dan dibuang ditempat sampah jangan sampai tercecer sampai mencemari lingkungan embung. Bahkan bagian yang memunguti sampah itu juga dari pihak bbwsso yang bekerjasama dengan salah satu warga disana yang juga bekerja memunguti sampah disekitar perumahan dan nanti biasanya akan dibayar sekitar 300.000 dan itu juga dari pihak bbwsso yang menggerakkan dan membiayai karna dari para pedagang tidak ada yang menggerakkan jadi mau tidak mau pihak BBWSSO yang akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu diharapkan masyarakat juga dapat lebih perhatian lagi terhadap sampah yang ada dilingkungan embung, meski demikian masih ada masyarakat yang masih aware terhadap lingkungan dengan membersihkan daun yang berjatuhan dan juga merapikan tempat sampah disekitar lapak tempat berjualan.
Pembelajaran dan Rekomendasi
-
Pembelajaran Utama : " pak ada gak sih edukasi ke masyarakat untuk membantu mempertahankan, merawat embung ini ? " " ya sebenernya sudah banyak masyarakat yang sudah melakukan itu karna embung ini kan bagus untuk tempat wisata dan sebenernya banyak dari pengunjung yang mengusulkan untuk memperindah cuman ya kalo semua itu diserahkan ke balai kami ngga mungkin untuk membuatkan permintaan dari para pengunjung tersebut karna anggaran yang dibutuhkn semakin banyak, bangun tembok yang diantara tebing sama embung aja udah 3 M sendiri ". Edukasi berkelanjutan sangat penting dilakukan untuk mempertahankan partisipasi masyarakat yang sudah memberikan usulan untuk memanfaatkan tanah kosong serta membantu memanfaatkan daerah resapan air untuk dijadikan embung sehingga nantinya masyarakat bisa terus berkembang dan memberikan inspirasi untuk masyarakat lainnya agar lebih perhatian terhadap lingkungan sekitarnya yang memiliki tempat untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata maupun tempat edukasi dan dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat disekitarnya. Edukasi terhadap perawatan tanah dan juga air sangat diperlukan juga apalagi jika memiliki lahan seperti di embung tambakboyo ini dengan dilaksanakan edukasi masyarakat tentunya akan menjaga struktur tanah agar tetap subur sehingga bisa bermanfaat untuk semuanya.
-
Rekomendasi untuk Replikasi atau Peningkatan : Berdasarkan wawancara bersama pak suparno program atau aspek serupa yang dilaksanakan di embung-embung lainnya didaerah jogja ini lebih kepada sektor wisatanya apalagi yang embungnya dikelola langsung oleh pemerintah pusat atau provinsi bisa dipastikan besar kemungkinan untuk berhasil sektor wisatanya, seperti di embung tambakboyo ini yang dikelola dan dijaga langsung oleh BBWSSO, ada juga di Embung Potorono yang juga dikelola langsung oleh pemerintah pusat dan terbukti disana sangat berhasil karena tanah yang di embung potorono itu sudah tanah satu pihak jadi antara pemerintah provinsi dengan para warga desa berkolaborasi untuk dibuatkan embung ini hal ini juga dapat mempermudah untuk pengelolaan dari segala sisi, bukti berhasilnya embung tersebut dibuktikkan dengan banyaknya jumlah pengunjung yang datang, fasilitas bermain anak-anak, fasilitas tambahan disekitar tempat wisata embung yang juga beragam akan tetapi yang membedakan jika di embung potorono ini kebanyakan fasilitasnya berbayar sementara yang di embung tambakboyo semuanya digratiskan. Namun menurut peniliti melihat masih banyaknya sampah disekitar embung tambakboyo dapat ditinjau ulang kembali untuk diadakannya edukasi terkait sampah karena ketika sudah menjadi objek wisata maka lingkungan akan tersorot oleh karena itu masyarakat perlu diajak bersama-sama untuk paling tidak sebulan sekali untuk membersihkan area sekitar embung agar nantinya lingkungan semakin tampak asri.
Kesimpulan
Pemberdayaan yang dilakukan oleh BBWSSO terhadap warga di dusun jetis dan krajan ini telah berhasil mendukung SDG 15 dengan memanfaatkan lahan tanah yang berpotensi menjadi melestarikan sumberdaya air yang ada di DAS Tambakbayan. Setelah terbentuknya embung tambakboyo justru meningkatkan untuk dijadikan sebagai sector pariwisata air sehingga juga berimbas dengan meningkatkan ekonomi warga sekitar serta menjadi wadah untuk membantu para PKL dengan memberikan fasilitas tempat untuk berjualan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa melonjaknya Kawasan Wisata Embung Tambakboyo memberikan keuntungan nilai ekonomi jika dilakukan perlindungan lingkungan secara berkelanjutan melalui usaha perbaikan kualitas lingkungan. Adapun usaha perbaikan lingkungan dapat dilakukan berbasis partisipasi pengunjung, baik langsung maupun tidak langsung.