Workshop Finalisasi Kurikulum Prodi Sosiologi Agama untuk Tajamkan Visi Kurikulim

Yogyakarta — Program Studi Sosiologi Agama menyelenggarakan Workshop Finalisasi Kurikulum pada hari Senin, 03 Februari 2025sebagai langkah strategis untuk menajamkan visi kurikulum dan memastikan keselarasan antara profil lulusan, kebutuhan dunia kerja, serta arah perkembangan keilmuan. Kegiatan ini menjadi tahap penting dalam penyempurnaan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang akan diterapkan mulai tahun akademik mendatang.

Workshop dihadiri oleh dosen, perwakilan alumni, mitra eksternal, serta tim pengembang kurikulum fakultas. Keterlibatan beragam pemangku kepentingan ini dibutuhkan untuk memberikan perspektif yang komprehensif terkait kompetensi yang harus dimiliki lulusan Sosiologi Agama pada era yang semakin kompleks.

Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Dr. Mahatva Yoga Adi Pradana, M.Sos, dalam sambutannya menegaskan bahwa finalisasi kurikulum bukan sekadar penyesuaian administrasi, tetapi pembaruan visi pendidikan. “Kurikulum harus mampu memproyeksikan masa depan. Mahasiswa bukan hanya dibekali teori, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, literasi digital, serta kepekaan terhadap dinamika sosial-keagamaan yang terus berubah,” ujarnya.

Dalam workshop ini, peserta melakukan peninjauan mendalam terhadap berbagai komponen kurikulum, antara lain:

  • Pemutakhiran Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) agar lebih adaptif terhadap isu keagamaan kontemporer, pluralisme, dan transformasi digital.

  • Penyelarasan matriks OBE pada setiap mata kuliah untuk memastikan kesesuaian antara CPL, CPMK, dan metode asesmen.

  • Rekomposisi struktur mata kuliah yang mencakup penguatan metodologi, integrasi isu-isu terkini, serta peningkatan porsi praktikum dan pengalaman lapangan.

  • Penyusunan peta kompetensi lulusan yang menunjukkan tahapan kemampuan mahasiswa dari semester awal hingga akhir.

Para alumni dan mitra eksternal memberikan masukan berharga mengenai kebutuhan kompetensi di dunia profesional, mulai dari kemampuan riset berbasis data, analisis sosial-keagamaan yang aplikatif, hingga kemampuan komunikasi publik dan kerja kolaboratif. Masukan ini menjadi dasar penting untuk memperkuat relevansi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat dan lembaga tempat lulusan banyak berkiprah.

Diskusi berlangsung intensif dan produktif, menghasilkan sejumlah rekomendasi penyempurnaan yang akan dirumuskan menjadi draf final. Tim kurikulum menargetkan proses finalisasi selesai dalam beberapa pekan ke depan untuk kemudian diajukan pada rapat senat fakultas.

Melalui workshop ini, Program Studi Sosiologi Agama berharap memiliki kurikulum yang tidak hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga mencerminkan visi prodi dalam membentuk lulusan yang kritis, berintegritas, adaptif, serta mampu membaca dan merespons dinamika sosial-keagamaan secara konstruktif.